26.5.22

Gili Trawangan

Gili Trawangan merupakan salah satu tujuan wisata terkenal di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Kabupaten Lombok Utara. Destinasi ini menawarkan tiga pulau sekaligus, dua lainnya adalah Gili Meno dan Gili Air. Pulau terbesar dan teramai adalah Gili Trawangan di mana hampir semua wisatawan memilih untuk tinggal di sini. Perjalanan saya, istri dan keponakan menuju ke destinasi ini dimulai pada tanggal 17 Mei 2022 dari Yogayakarta dan kembali pada tanggal 22 Mei 2022. Dari Yogyakarta kami naik kereta api menuju Surabaya dan menginap semalam di Red Planet Hotel. Pagi harinya kami terbang ke Lombok menggunakan Air Asia pada jam 12.50. Sesampai di Lombok kami menuju ke Teluk Nara dengan mobil plus private boat ke Gili dari Lombok Car Transport yang kami sewa PP. Perjalanan dari Airport ke Teluk Nara sekitar 1,5 jam sedangkan boat ke Gili Trawangan hanya sekitar 15 menit. Kami terpaksa menyewa private boat karena waktu ketibaan sudah siang menjelang sore sementara keberangkatan terakhir kapal publik adalah pukul 17.00. Selain itu pesawat kepulangan kami jam 12.00 sehingga harus keluar dari Gili pada pagi hari. 

Sampai di Gili Trawangan hujan turun dan banyak jalan tergenang air sehingga riskan untuk berjalan kaki. Karena itu dari pelabuhan kami naik cidomo seharga Rp. 100.000, menuju hotel Gili Ocean Club tempat kami menginap. Sesampai di penginapan tidak banyak yang kami kerjakan selain hanya menata barang bawaan, makan malam di hotel dan langsung tidur. Keesokan harinya kami sarapan di cafe pinggir pantai yang banyak berjejer. Pada saat sarapan kami sekalian memesan paket snorkeling untuk keesokan harinya. Sepanjang hari itu kamu habiskan untuk bersepeda keliling pulau. Di Gili Trawangan banyak penyewaan sepeda dan harganya cukup murah yaitu Rp. 50.000 untuk sehari.

Perjalanan sepeda kami mulai dari panti sisi timur menuju selatan. Tepi pantai sisi timur merupakan piusat keramaian di mana terdapat banyak penginapan, cafe, resto, warung, booth informasi dan atraksi wisata, pelabuhan, terminal cidomo, dan pasar. Namun pada siang itu, ombak di patai begitu keras dan tinggi sehingga bagian jalan di sisi pantai selatan terkena deburan ombak. Karena itu, kami menyisir bagian tengah pulau, menjauh dari pantai sekaligus mencari warung untuk makan siang dan rehat. Selepas rehat kami terus keliling tengah pulaumelewati berbagai jalan. Tidak perlu khawatir karena Gili Trawangan tidak begitu luas dan semua jalan saling berhubungan dan hampir semuannya mengarah ke pantai.

Perjalanan kami berikutnya menyusuri pantai sisi utara namun karena ombak terlalu besar, jalanan tertutup air cukup tinggi sehingga tidak bisa dilewati sepeda. Kami kembali lewat tengah pulau dan sampai di pantai sisi timur dan perjalanan berlanjut menuju ke salah satu spot di pantai sisi barat. Di sini kami rehat, menikmati pantai, bermain air sambil menunggu sore. Menjelang sore hari kami mencari spot untuk menyaksikan sunset. Rupanya sudah banyak wisatawan yang berkumpul di tempat-tempat khusus untuk menyaksikan matahari tenggelam. Namun sayang pada hari itu, langit mendung, banyak awan sehingga sunset kurang jelas terlihat. Tetapi aktivitas sore hari yang dilakukan wisatawan di sekitar pantai seperti berkuda, membuat api unggun, bermain musik, dan aktivitas lainnya sangat menarik untuk dilihat. Secara umum, kegiatan bersepeda hari itu sangat menyenangkan dan menurut kami ini mesti menjadi atrakti wajib. Selepas sunset, kami makan malam di night market dekat pelabuhan sebelum kembali ke penginapan.

Pagi harinya jam 10.00 kami mulai mengikuti agenda snorkeling dan islands hoping dengan harga per paket Rp. 150.000 untuk join tour. Banyak agen menawarkan paket wisata ini dengan harga yang sama. Untuk private tour mereka menawarkan harga Rp. 750.000. Snorkeling dimulai di dekat pulau Gili Meno untuk menyaksikan gugusan patung di bawah laut. Berikutnya menuju ke spot kura-kura. Dalam perjalanan kami memang bisa menyaksikan kura-kura berenang. Setelah itu kami diarahkan untuk menuju ke taman ikan yang berdekatan dengan pulau Gili Air sekaligus setelah itu kami makan siang di pulau tersebut. Sehabis makan siang, snorkeling berlanjut ke spot bangkai kapal dan karang biru sebelum akhirnya kembali merapat ke Gili Trawangan. Secara umum, paket snorkeling menyenangkan dan menghibur dengan harga terjangkau. Peralatan snorkeling sudah disediakan dan kru perahu banyak membantu. Cuma sayangnya, bagi saya, perairannya cukup dalam dan arusnya lumayan deras jadi butuh usaha untuk berenang menuju spot yang diinginkan. Selepas snorkeling waktu kami habiskan untuk bersanti di pinggir pantai hingga malam menjelang. 

Hari terakhir di Gili kami gunakan waktu santai dengan kembali menyewa sepeda. Saya gunakan waktu untuk menyusuri tengah pulau dan berhenti di cafe Hellocapitano untuk mengetik dan edit video. Istri dan keponakan saya kembali menyusuri pantai dengan sepeda dan berwisata kuliner. Menjelang sore, kami bertemu dan kembali berburu sunset. Kali ini kami benar-benar menuju sisi barat dan stay di Window Bar. Sore itu, langit cerah sehingga proses matahari tenggelam terlihat sangat jelas. Menjelang malam kami kembali ke penginapan sambil tak lupa makan malam dahulu di night market. Pagi harinya tiba waktu kami meninggalkan Gili. Cidomo menjemput, mengantar kami ke pelabuhan. Menunggu sebentar, private boat yang telah kami sewa datang, mengantar kami ke teluk Nara di mana sopir sudah menunggu untuk mengantar kami ke bandara. Dari Lombok kami terbang ke Surabaya dan lanjut menggunakan kereta api ke Jogja. Menurut kami Gili Trawangan sangat menarik untuk dikunjungi dan sangat pas bagi orang yang benar-benar ingin meluangkan waktu menghindar dari keramaian kota.(**)

1 comment:

Hoi An: Kota Tua Penuh Lentera

Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...