CATATAN

Perjalanan adalah Pelajaran


Memulai sebuah perjalanan tidaklah mudah. Saya pernah dalam waktu lama memiliki pikiran untuk tidak berpindah dari tempat yang saya tinggali. Ini bukan soal ada dan tidak adanya biaya untuk melakukan perjalanan. Namun lebih pada pemikiran bahwa dimana-mana dunia itu sama dan yang terpenting bagi manusia adalah meyelenggarakan hidupnya. Untuk itulah segala yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan hidup menjadi tidak berarti. Persis seperti nalar anak-anak dimana sesuatu yang berarti adalah kondisi dan kenyataan kini sedangkan perjalanan selalu bersifat sementara. Untuk apa meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya untuk sesuatu yang bersifat sementara? Kira-kira begitulah pemikiran yang ada di kepala saya dan mengeram cukup lama.

Ketika kegiatan tamasya atau studi wisata waktu sekolah pun saya tidak merasakan hal yang istimewa. Semua seolah tidak ada gunanya. Pemandangan hijau bagi saya hanyalah jajaran pohon yang bisa ditemukan di mana saja. Candi hanyalah tumpukan batu. Danau atau pantai sepertinya tak seseru kegiatan bermain di sungai bersama teman-teman kampung. Tidak ada yang istimewa.



Kesadaran tentang perjalanan atau manfaat berada di tempat (tamasya) lain saya dapati tanpa sengaja. Seingat saya, ketika itu sedang berada di atas bukit dan memandang lautan luas (bagaimana saya sampai ke tempat itu saya tidak ingat, tapi mungkin saja dalam program hiking yang memang sering saya ikuti). Ada sesuatu yang lain di sana. Saya merasakan lain. Deburan ombak, warna air laut, tebing terjal, dan angin semilir tanpa henti itu membawa perasaan tenang dan pikiran segar. Mungkin saya pada waktu itu merasa lelah dan seolah mendapatkan pijitan melegakan atas pemandangan itu. Dalam pikiran saya terlintas, "Oh.. seperti inikah maknanya tamasya itu?" Atas lintasan pikiran itu kemudian saya umbar mata, pikiran, dan perasaan saya ke segenap penjuru tempat itu. Saya amati semua yang bisa, saya rasakan semua yang menerpa tubuh saya, dan saya bebaskan pikiran atas hal-hal yang tak ada di tempat itu. Ah, sungguhlah melegakan dan semua seperti terbebaskan.


Sejak saat itulah saya merasakan pentingnya sebuah perjalanan atau perpindahan ke satu tempat tertentu meski hanya untuk sementara. Namun, nasib manusia sering tidak sejalan dengan moment pencerahan yang baru saja dialami. Kesadaran baru saya tentang perjalanan itu kemudian diikuti dengan ketidakpunyaan uang dalam kurun waktu cukup lama dan kesibukan harian yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Tetapi saya juga punya keyakinan kuat bahwa satu waktu saya akan bisa melakukan banyak perjalanan entah itu dekat atau jauh dan menikmatinya sebagai sebuah tamasya yang bermakna dan saya ingin mencatatnya.

Selamat jalan-jalan!!

No comments:

Post a Comment

Tegal, Semarang, Solo, dan Tahun Baru

  Liburan akhir tahun 2023, kami lalui dengan melakukan perjalanan kereta api dari Jogja menuju Tegal lanjut Semarang terus ke Solo dan kemb...