3.12.18

Perjalanan Pentas Luka-luka di Singapura

Saya kembali melakukan perjalanan ke Singapura pada tanggal 26 November sampai dengan 1 Desember 2018. Namun kali ini perjalanan berbeda dari sebelumnya karena tujuan utamanya adalah menggelar pementasan teater di Arts House at The Old Parliament. Secara umum kondisi Singapura tidak banyak berbeda, akan tetapi banyak gedung baru yang didirikan. Seperti di sekitar saya menginap yaitu Hotel 81 Heritage, Jalan Sultan. Terdapat gedung baru yang bahkan belum ditempati atau belum diresmikan penggunaannya. Menarik tinggal di Jalan Sultan yang berdekatan dengan lokasi wisata Masjid Sultan dan sekitarnya. Di area ini kita bisa jumpai Lorong (Lane) Haji tempat bersejarah berkumpulnya para Jamaah Haji sebelum berangkat ke Tanah Suci. Kita juga bisa berkunjung ke Malay Heritage Centre, pusat kebudayaan Melayu yang dahulunya merupakan tempat tinggal Bangsawan atau Istana Kampung Gelam dan sekarang dijadikan museum dan tempat untuk persembahan (pentas). Selain itu banyak berjejer warung dan kafe yang selalu ramai mulai dari sore sampai malam. Berbagai jenis makanan tersedia di kafe-kafe ini yang umumnya adalah kuliner Melayu dan Timur Tengah.
Selain sekitar tempat menginap, saya eksplorasi gedung pementasan dan pameran yang ada di sekitar Arts House. Pertama adalah National Gallery yang menyimpan banyak karya perupa terkenal dunia. Galeri ini dibangun dari bekas gedung mahkamah atau kejaksaan. Bangunannya luas, bersih dan sangat modern sehingga membuat pengunjung nyaman. Kedua adalah Asian Civilisations Museum  atau ACM, merupakan museum peradaban Asia yang di dalamnya juga terdapat auditorium untuk pementasan. Di sebelahnya terletak Victoria Theatre & Concert Hall yang memiliki 2 venue pementasan yang satu berupa auditorium dan satunya adalah concert hall untuk menggelar pementasan musik. Di sisi lain sedikit agak jauh berjalan berdiri gedung  Esplanade Theatres on the Bay yang sangat ikonik. Gedung berbentuk durian kembar ini memiliki beberapa tempat pertunjukan, bahkan di halaman luar di pinggir sungai pun juga dibangun teater semi terbuka di mana sering menggelar pementasan yang bersifat umum. Bahkan di lokasi sekitar penginapan (kawasan Kampong Gelam) terdapat tempat pertunjukan di Aliwal Arts Centre.

Secara khusus, saya mengeksplorasi Arts House karena merupakan lokasi pementasan teater di mana saya ikut terlibat di dalamnya. Gedung ini merupakan gedung parlemen lama yang diubah fungsi menjadi venue acara dan atau pementasan berbasis sastra. Di dalamnya terdiri dari berbagai macam ruang yang dapat digunakan untuk pameran, workshop, seminar, dan tentu saja persembahan. Satu ruang pementasan yang unik disebut dengan Play Den karena bentuknya seperti lorong di mana kursi penonton mengitari arena pentas berbentuk U. Dalam ruang ini, jarak pemain dan penonton sangat dekat. Ruang yang menyediakan 100-an lebih kursi ini memiliki kelengkapan yang benar-benar memadai baik dari segi lampu, suara maupun sarana pendukung lain seperti ruang make up dan ruang tunggu pemain. Menggelar pementasan di Play Den ini sangat menyenangkan karena konsep teater arena dapat diterapkan dengan baik. Singapura memang negara kecil namun menyediakan banyak ruang untuk menggelar acara seni. Di negara ini banyak terdapat galeri dan panggung selain yang saya sebutkan tadi. (**)

No comments:

Post a Comment

Hoi An: Kota Tua Penuh Lentera

Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...