Kota Gresik terletak tidak terlalu jauh dari Surabaya. Dengan
menggunakan mobil kira-kira hanya butuh waktu 1 jam. Kota kecil yang lumayan
tenang dan sepi ini menarik untuk disinggahi. Meski ada beberapa pabrik besar
berdiri dan pelabuhan untuk bongkar muat barang, namun itu tidak mengusik
ketenangan suasana kota. Primadona pariwisata di Kabupaten Gresik tidaklah di
wilayah kota melainkan di Pulau Bawean. Namun saya dan istri kurang beruntung
karena singgah di kota ini pada bulan Februari tanggal 15 dan 16 di mana gelombang
laut tinggi sehingga kapal menuju ke Bawean dihentikan operasionalnya
sementara. Akhirnya kami habiskan waktu sehari untuk sekedar jalan-jalan
di salah satu sudut kota Gresik. Pilihan kami adalah naik becak menuju area
pelabuhan dan kemudian dilanjutkan jalan kaki ke Kampung Kemasan. Ukuran becak
tidaklah terlalu besar sehingga cukup sesak ditumpangi berdua. Dari hotel
menuju pelabuhan tidak terlalu jauh dan kami bisa menikmati suasana kota yang
tenang. Tidak banyak yang bisa disaksikan di pelabuhan selain berlabuhnya kapal
penumpang dan kapal-kapal bongkar muat.
Memang bukan ini yang kami tuju sebenarnya. Kami hanya ingin melihat pelabuhan, itu saja. Jalan kaki dari pelabuhan menuju Kampung Kemasan lah yang kami inginkan. Di area luar pelabuhan menuju ke Kemasan terdapat banyak bangunan kuno yang bisa membawa pikiran kita untuk membayangkan kondisi kota pada zaman dahulu. Sayang beberapa bangunan tidak atau kurang terawat. Kami coba menuju ke rumah kuno yang dialih-fungsi menjadi cafe. Bentuk bangunan dan desain kamar atau ruang di dalamnya benar-benar indah tetapi penataan perkakas kurang sesuai dengan peruntukan ruangan. Alhasil cafe tersebut terkesan seadanya dan hanya mengandalkan kekunoan bangunan. Jika ditata dengan baik termasuk lingkungan, jalan, moda transportasi serta alih fungsi bangunan yang tepat bisa saja kawasan ini menjadi wisata kota kuno yang sangat menawan. Bahkan bisa menjadi pilihan wisata heritage walk atau wisata bersepeda. Beruntung di Kampung Kemasan terdapat beberapa rumah kuno yang dikonservasi sehingga sangat menarik untuk dikunjungi. Sayangnya kurang banyak bangunan kuno yang dikonservasi. Meski demikian jalan-jalan di Kampung Kemasan dan area sekitarnya sangatlah menarik. Setelah merasa cukup kami kembali ke hotel, dan kembali pula menumpang becak. (**)
No comments:
Post a Comment