SELAMAT TAHUN BARU 2019. Mencoba merasakan malam pergantian tahun di saat transit dalam perjalanan mungkin bisa menjadi satu pengalaman tersendiri. Saya dan istri hari ini transit sehari semalam di Kuala Lumpur setelah penerbangan dari Hongkong, sebelum melanjutkan penerbangan ke Jogja. Seperti biasa, dari terminal KLIA2 kami menuju KL Sentral menggunakan bus. Hotel yang kami inapi adalah Cabana Inn di dekat stasiun Raja Chulan. Perjalanan menuju ke hotel ini cukup seru karena kami salah ambil line kereta. Seharusnya kami masuk ke line monorail tapi ternyata masuk ke line yang lain. Tidak jadi masalah sebenarnya, namun kami harus berpindah jalur kereta 2 kali, pertama dari Sentral ke Masjid Jamek, lalu ke Hangtuah baru ambil monorel ke Raja Chulan. Monorel selalu penuh sesak penumpang apalagi jalur menuju Bukit Bintang seperti yang kami lalui. Kereta pertama lewat dan kami gagal masuk karena saking penuhnya. Baru pada kedatangan kereta berikutnya kami terpaksa memaksa masuk dan terangkut akhirnya. Letak hotel tidak jauh dari pintu keluar stasiun, tinggal menyeberang dan jalan kaki sekitar 300 meter. Malam pergantian tahun, jalanan sekitar hotel cukup sesak apalagi arah menuju Petronas Tower, dan malam ini gerimis turun. Kami gunakan waktu yang cukup untuk istirahat. Pada jam 11 malam kami turun dan berjalan kaki menuju Menara Petronas untuk menyaksikan kemeriahan tahun baru. Jalanan penuh dengan manusia dan mereka semua menuju ke arah yang sama dengan saya dan istri. Sepanjang perjalanan terdengar bunyi terompet. Mobil-mobil terpaksa tidak bisa jalan dan sepeda motor harus pintar mendapatkan jalan. Rupanya ada panggung hiburan khusus menyambut tahun baru di sekitar Menara Petronas dan orang-orang menuju ke sana. Namun sama dengan saya, mereka tidak bisa lagi masuk karena lokasi hiburan sudah penuh sesak. Akhirnya sebagian besar berkumpul di tengah jalan dan bersama-sama menunggu waktu pergantian tahun tiba. Semua mata tertuju ke arah menara karena berharap kembang api terlihat. Begitu waktu tiba, ternyata kembang api tidak begitu tampak di langit sekitar menara, karena memang lokasi penyalaannya tidak di depan menara. Setelah beberapa detik berlalu ternyata kembang api semakin besar, berwarna-warni, dan meluncur tinggi sehingga terlihat dari celah di antara 2 menara. Semua orang pun bergembira termasuk saya dan istri. Sebenarnya variasi dan ukuran kembang api tidak begitu dahsyat namun atmosfer yang menyelimuti tetap membuat peristiwa pergantian tahun berarti. Selain itu, ini merupakan transit terlama yang pernah saya alami, satu tahun dalam semalam. (**)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hoi An: Kota Tua Penuh Lentera
Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...
-
Liburan akhir tahun 2023, kami lalui dengan melakukan perjalanan kereta api dari Jogja menuju Tegal lanjut Semarang terus ke Solo dan kemb...
-
Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...
-
Perjalanan libur cuti saya dan istri kali ini bermula dari rumah yang letaknya cukup jauh dari stasiun Yogyakarta. Ditambah, kami masing-mas...
No comments:
Post a Comment