Perjalanan ke Pokhara menggunakan tourist bus Land Himalayan dijadwalkan
berangkat pagi pukul 07.00 sehingga kami harus sampai ke pemberhentian bus di
Kantipath sebelumnya. Hawa sangat dingin dan kami harus jalan kaki sekira 10
menit untuk menuju lokasi pemberangkatan. Terminal ini hanya khusus
untuk bus wisatawan. Banyak bus parkir berurutan. Kami harus mencari dan
bertanya letak bus yang akan kami naiki. Akhirnya ketemu juga dan masih ada
sedikit waktu untuk membeli roti buat sarapan. Kualitas bus cukup baik
digunakan untuk jalanan sempit, berliku, naik-turun pegunungan, dan
bergelombang. Pemandangan sepanjang perjalanan juga sangat mengasyikkan. Kita
bisa melihat lembah, ngarai, sungai, jurang, gunung-gunung, kampung, tempat
ibadah dan juga kota-kota kecil. Bus berhenti 2 kali untuk sarapan dan makan
siang. Total perjalanan Kathmandu-Pokhara kami tempuh 9 jam dan sampai di terminal jam 16.00 sore. Begitu turun kami sudah dijemput oleh sopir
bernama Santosh. Anak muda yang lumayan ramah, namun sedikit kurang komunikatif
terutama dalam bahasa Inggris. Kami diantar menuju Hotel Pokhara Batika. Hotel
bintang 3 yang bagus dan terletak di pinggir Danau Phewa. Resepsionis dan semua
staf di hotel ini sangat ramah. Selepas rehat sebentar, kami mencoba berjalan
kaki sepanjang pinggiran danau yang pada malam itu tanggal 25 desember terdapat
banyak bazaar. Kami membeli sate daging lembu yang dijajakan di pinggir jalan
dengan harga sangat murah dan mampir di Maya Resto untuk memesan momo isi
sayuran dan roti naan mentega. Lumayan enak. Dengan perut cukup terisi kami
melanjutkan jalan kaki, membeli peta dan
buku masak sebelum akhirnya kembali ke hotel. Malam itu kami segera rehat
karena harus bangun pagi-pagi sekali untuk menikmati sunrise di Sarangkot.
Jam 10.45 sopir menjemput. Tetapi kali ini bukan Santosh melainkan Vishnu.
Ia memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lebih baik sehingga memberi kami
cukup informasi. Kami diantar menuju tujuan pertama yaitu International Mountain Museum. Letak museum tidak terlalu jauh dari kota. Pemandangan luar
area museum sangat menarik karena berlatar belakang pegunungan berpuncak salju.
Area dalam gedung sangat luas dan dibagi menjadi 3 ruang besar. Pertama adalah
ruang berisi data, foto, dan replika kehidupan manusia gunung. Kedua ruang yang
berisi data dan gambar gunung-gunung tertinggi di dunia. Ketiga adalah ruang
yang berisi peralatan atau teknologi untuk hidup di gunung. Di lantai atas
terdapat foto suku-suku yang hidup di Nepal serta replika ruang ibadah agama
Buddha. Secara keseluruhan museum ini menarik sebagai wisata edukasi.
Selesai di museum tujuan kami berikutnya adalah Devi’s Fall. Air terjun ini
diberi nama Devi karena pernah ada seorang wisatawan Swiss yang terjatuh,
meninggal dan bernama Devi. Mungkin karena itu pula pinggiran air terjun ini
diberi pagar besi sekarang. Sayang, kami datang pada saat musim kering sehingga
sungai dan air terjunnya kurang deras. Di pelataran sebelum menuju air terjun
terdapat kolam harapan. Kolam kecil berbentuk lingkaran. Di dalamnya, tepat di
tengah, terdapat patung dewa. Wisatawan boleh membisikkan harapannya, kemudian
melemparkan koin ke tengah kolam. Dipercayai jika koin yang dilempar jatuh di
tangan atau singgasana sang dewa harapan akan terkabul. Banyak orang mencoba
dan kebanyakan gagal. 100 meter dari lokasi ini, di seberang jalan terdapat Gua Gupteshwor Mahadev. Gua ini sangat besar dan dalam. Di ujung gua kita bisa menyaksikan air
terjun dan sungai bawah tanah. Lagi-lagi karena sedang musim kering, maka air
terjun dan aliran air sungai kurang deras meski masih bisa disaksikan. Di mulut
luar dan dalam gua terdapat kuil untuk umat Hindu berdoa. Di lokasi ini sudah
terdapat tangga yang baik untuk membantu pengunjung menuruni gua. Tetapi
beberapa tangga di dalam gua sedang dibenahi. Gua ini adalah akhir wisata kami
hari itu secara paket. Vishnu menawarkan untuk mengantarkan kami ke lokasi
menarik lain dengan upah tambahan. Kami sepakat dan langsung menuju ke Shanti Stupa.
Kami hanya sebentar di hotel untuk sekedar rehat. Petualangan yang kami
tunggu telah tiba yaitu naik perahu. Kami menyewa perahu beserta pendayungnya
selama 1 jam seharga 580 Rupee. Perahu kami berjalan pelan dan pasti menuju
pulau di tengah danau di mana kuil Hindu berdiri. Banyak sekali pengunjung. Dari
pulau ini kita bisa melayangkan pandang ke berbagai sisi danau beserta latar
belakangnya. Sangat menarik dan membuat betah. Namun, karena dibatasi waktu
hanya 1 jam, kami langsung menuju ke perahu dan diantar kembali ke tepi. Kami
lanjut berjalan kaki menyusuri danau. Sungguh sangat menyenangkan berjalan di
sekitar danau. Banyak wisatawan meluangkan waktunya di sini. Mereka sekedar
duduk, ngobrol sambil makan dan minum serta berfoto. Menjelang gelap, kami
menuju hotel sekaligus mencari makan malam dan beberapa souvenir. Pokhara
sungguh kota yang indah dan layak untuk dikunjungi.
Pagi hari, jam 8.30 kami bersiap diri hendak menuju airport. Santosh
kembali menjadi sopir kami pagi itu dan dengan segera ia mengantarkan kami.
Setelah saling mengucap terimakasih, kami langsung masuk ke dalam bandara.
Pokhara Airport sangat kecil, namun pagi itu penumpang sangat ramai. Konter
check-in hampir semuanya dilayani secara manual dan dibuka 1 jam sebelum
keberangkatan. Hari itu kami memang memilih menggunakan pesawat menuju ke
Kathmandu karena masih ada agenda wisata yang harus kami jalani. Simrik Airlines adalah nama perusahan penerbangan yang dipesankan oleh Holidays to
Nepal untuk kami. Pesawatnya berpenumpang sekitar 19 orang termasuk 1 orang
pramugari. Simrik cukup tepat jadwal. Penerbangan dari Pokhara ke Kathmandu kira-kira 30 menit. Menarik juga naik pesawat kecil dengan suara mesin yang
cukup kencang terdengar. Menaiki pesawat berbaling-baling yang tidak dapat
terbang tinggi ini justru pemandangan di bawah dan
sejajar mata nampak jelas. Sayangnya, kaca jendelanya sudah menguning. Klasik.
Karena asyiknya menyaksikan pemandangan selama penerbangan, waktu serasa cepat
dan kami sudah segera siap mendarat.
Sampai di area parkir bandara domestik, sopir sudah menunggu dan langsung mengantar kami ke Patan Durbar Square. Jalan cukup macet, berdebu namun masih bisa dikatakan lancar. Masuk ke lokasi wisata ini dikenakan 1000 Rupee atau 10 US Dollar untuk wisatawan asing. Harga yang cukup masuk akal karena kompleks bangunan bersejarah yang dahulunya merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan ini sangatlah menarik dikunjungi. Tiket tersebut digunakan untuk masuk ke gedung kerajaan dan ke museum. Bangunan kuno dengan arsitektur khas ini menyajikan nilai sejarah dan filosofi yang tinggi. Kami betah mengobservasi seluruh area yang diperbolehkan untuk dimasuki. Di sini kita mendapatkan informasi cukup mengenai arsitektur dan sejarah Raja Malla. Sisi bangunan lain digunakan sebagai museum yang menyajikan ragam artefak kerajaan Buddha-Hindu yang lengkap. Di area luar atau sekitar bangunan utama terdapat banyak kuil yang kebetulan saat itu sedang dipugar. Berada di lokasi wisata ini sepertinya kita terlenting ke masa lalu. Sungguh tempat yang menarik dan pantas saja jika dilindungi oleh UNESCO.
Dari Patan, kami diantar menuju ke Boudhanath Stupa. Perjalanan dari Patan tidaklah terlalu jauh namun harus menghadapi beberapa titik kemacetan. Namun sopir sangatlah cekatan dan tahu benar jalan tembus. Bahkan ia memilih lokasi parkir yang agak jauh dari Stupa. Kemudian ia mengantar kami jalan kaki sebentar melalui gang untuk kemudian menunjukkan letak Stupa di seberang jalan. Efektif. Setelah memasuki gerbang, membayar tiket 400 Rupee per orang kami langsung disuguhi pemandangan luar biasa. Tidak hanya Stupanya yang besar dan putih bersih, namun juga lingkungan sekitarnya. Tertata bersih dengan bangunan-bangunan bertingkat seperti di Eropa. Ternyata banyak sekali penganut Buddha dari berbagai bangsa dan negara yang datang untuk melakukan ritual. Mereka berjalan mengelilingi Stupa sambil berdoa. Sungguh suasana yang indah sekaligus religius. Kami menghabiskan banyak waktu di sini untuk mengambil gambar dan mengamati orang-orang berlalu-lalang. Menjelang sore kami kembali ke area parkir dan sopir mengantar kami ke Arts Hotel di area Thamel. Hotel yang bersih, ramah, dan nyaman. Sore sampai malam kami gunakan untuk kembali menjelajahi Thamel, makan malam dan membeli beberapa souvenir. Setelahnya kami kembali ke hotel, beristirahat. Malam ini kami bisa tidur agak lama karena besok siangnya pesawat kami terbang meninggalkan Nepal pukul 14.40. Wisata 5 hari 4 malam di Nepal sebenarnya sangatlah kurang karena masih banyak lokasi dan atraksi yang menarik untuk dikunjungi. Mungkin lain waktu, semoga.
Sampai di area parkir bandara domestik, sopir sudah menunggu dan langsung mengantar kami ke Patan Durbar Square. Jalan cukup macet, berdebu namun masih bisa dikatakan lancar. Masuk ke lokasi wisata ini dikenakan 1000 Rupee atau 10 US Dollar untuk wisatawan asing. Harga yang cukup masuk akal karena kompleks bangunan bersejarah yang dahulunya merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan ini sangatlah menarik dikunjungi. Tiket tersebut digunakan untuk masuk ke gedung kerajaan dan ke museum. Bangunan kuno dengan arsitektur khas ini menyajikan nilai sejarah dan filosofi yang tinggi. Kami betah mengobservasi seluruh area yang diperbolehkan untuk dimasuki. Di sini kita mendapatkan informasi cukup mengenai arsitektur dan sejarah Raja Malla. Sisi bangunan lain digunakan sebagai museum yang menyajikan ragam artefak kerajaan Buddha-Hindu yang lengkap. Di area luar atau sekitar bangunan utama terdapat banyak kuil yang kebetulan saat itu sedang dipugar. Berada di lokasi wisata ini sepertinya kita terlenting ke masa lalu. Sungguh tempat yang menarik dan pantas saja jika dilindungi oleh UNESCO.
Dari Patan, kami diantar menuju ke Boudhanath Stupa. Perjalanan dari Patan tidaklah terlalu jauh namun harus menghadapi beberapa titik kemacetan. Namun sopir sangatlah cekatan dan tahu benar jalan tembus. Bahkan ia memilih lokasi parkir yang agak jauh dari Stupa. Kemudian ia mengantar kami jalan kaki sebentar melalui gang untuk kemudian menunjukkan letak Stupa di seberang jalan. Efektif. Setelah memasuki gerbang, membayar tiket 400 Rupee per orang kami langsung disuguhi pemandangan luar biasa. Tidak hanya Stupanya yang besar dan putih bersih, namun juga lingkungan sekitarnya. Tertata bersih dengan bangunan-bangunan bertingkat seperti di Eropa. Ternyata banyak sekali penganut Buddha dari berbagai bangsa dan negara yang datang untuk melakukan ritual. Mereka berjalan mengelilingi Stupa sambil berdoa. Sungguh suasana yang indah sekaligus religius. Kami menghabiskan banyak waktu di sini untuk mengambil gambar dan mengamati orang-orang berlalu-lalang. Menjelang sore kami kembali ke area parkir dan sopir mengantar kami ke Arts Hotel di area Thamel. Hotel yang bersih, ramah, dan nyaman. Sore sampai malam kami gunakan untuk kembali menjelajahi Thamel, makan malam dan membeli beberapa souvenir. Setelahnya kami kembali ke hotel, beristirahat. Malam ini kami bisa tidur agak lama karena besok siangnya pesawat kami terbang meninggalkan Nepal pukul 14.40. Wisata 5 hari 4 malam di Nepal sebenarnya sangatlah kurang karena masih banyak lokasi dan atraksi yang menarik untuk dikunjungi. Mungkin lain waktu, semoga.
Catatan Penting: pada mulanya saya dan istri sepakat untuk mencoba mengatur perjalanan mandiri. Namun, demi menghemat tenaga, waktu dan keefektifan kami menggunakan tour & travel. Akhirnya kami menemukan www.holidaystonepal.com yang memberikan kemudahan perjalanan kami. Selain menawarkan paket tour, Pak Santosh Shrestha salah satu pengurus, juga mau melayani tujuan lain yang kami inginkan. Bahkan ia akan memberikan saran kemudahan program dan sesuai budget yang kita miliki. Pak Santosh sangat bisa dipercaya, ia akan mengatur semua rencana perjalanan bahkan semua sudah ia sediakan dan selalu diinformasikan kepada pelanggan sebelum hari ketibaan. Ia bisa dihubungi melalui nomor +977-9849855872 dan +977-985116677 baik melalui telepon maupun WA. Selain itu tour and travel ini bisa juga dikontak melalui email: info@holidaystonepal.com dan sales.holidaystonepal@gmail.com. Hotel, kendaraan, sopir semuanya disiapkan yang terbaik. Yang paling menarik adalah, kita akan mendapatkan Sim Card beserta pulsanya untuk kepentingan komunikasi dengan Pak Santosh selama program tour. Jadi sungguh menenangkan dan mengenakkan agenda perjalanan kita. Itu yang kami rasakan selama kunjungan ke Kathmandu dan Pokhara menggunakan Holidays to Nepal. Sip!!
It is very interesting . Thank you so much .
ReplyDeleteAwesome Article! very interesting and informative. Thanks for Sharing.
ReplyDeleteKetika saya berada di Nepal untuk trekking ke base camp everest - saya melakukan sebagian besar tujuan wisata ini. Anda benar ini adalah tempat terbaik untuk menjadi.
ReplyDelete