30.9.17

Berlin: Menelusuri Museum, Galeri, Kampus, dan Event Seni

Pada pertengahan Oktober sampai dengan awal Desember 2003 saya mendapat tugas untuk mengikuti kursus singkat teater di Universiteit Der Kunste Berlin. Saya dan teman mendarat di bandara Frankfurt dan melanjutkan perjalanan dengan kereta api menuju Berlin Zoo Hauptbahnhof. Kami dijemput pihak KBRI untuk kemudian diberi pengarahan karena memang program ini dirancang oleh pihak Atase Pendidikan dengan Jurusan Teater di UDK. Setelah beberapa waktu kami diantar ke penginapan. Pertamakali menginap di hostel untuk pemuda atau Jugendgastehaus. Tinggal di sini hanya semalam. Keesokan hari dan seterusnya kami tinggal di rumah sewa di Perlebergerstrasse, lokasinya lumayan ramai dan tidak jauh dari kebutuhan sehari-hari. Selama tinggal di Berlin, di luar waktu kursus saya gunakan untuk berjalan-jalan ke beberapa lokasi yang ikonik atau menjadi landmark. Yang menarik perhatian saya adalah memorial dinding Berlin yang dulu memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur. Lokasi ini berada di area Postdammer Platz, sebuah public square dan persimpangan jalan yang ada di pusat kota. Area ini terlihat modern dan di sini terdapat Sony Center, kompleks bangunan baru yang disponsori oleh Sony. Banyak sekali orang berlalu-lalang atau nongkrong di sekitaran, karena selain persimpangan juga banyak berderet toko di kompleks bangunan metropolitan. Lokasi ini mudah dicapai dengan berbagai moda transportasi.

Transportasi di kota Berlin secara umum menggunakan kereta dan bus. Tiket bus dan kereta sama. Untuk kereta terdapat 2 stasiun yaitu stasiun kereta cepat atau S-Bahn dan stasiun kereta bawah tanah atau U-Bahn atau ada stasiun yang dilewati kedua jenis kereta ini. Namun untuk bepergian di dalam kota menggunakan U-Bahn. Area untuk tujuan kereta kota di bagi menjadi A, B dan C yang masing-masing menandakan luasan areanya dan area A paling kecil karena berada di pusat kota. Tiket kereta ini dapat dibeli sekali jalan dan berlaku sesuai durasi kartunya. Bisa pula dibeli untuk 3 hari, mingguan atau bulanan. Jelajah area juga mempengaruhi harga. Tiket khusus area A paling murah dan tiket yang berlaku untuk area A, B, dan C paling mahal. Saat itu saya membeli kartu bulanan untuk area A sesuai lokasi tempat tinggal dan universitas. Untuk pergi ke area B atau C saya memilih membeli tiket sekali jalan karena jelas tidak saban hari. Peta jalur kereta tersedia gratis di stasiun sehingga sangat memudahkan bepergian.

Setelah memahami lika-liku transportasi saya menuju ke lokasi yang sangat menarik minat yaitu Brandenburger Tor, sebuah gerbang kota dan merupakan monumen jaman neoklasik abad 18. Di belakang gerbang ini terdapat jalan yang sangat terkenal yaitu Unter den Linden. Jalanan yang menjadi favorit orang-orang untuk meluangkan waktu, cuci mata, atau sekedar bersantai di bawah pohon Linden yang banyak berjajar. Namun sering pula jalanan ini menjadi lokasi favorit untuk berunjuk rasa karea tidak jauh dari gerbang berdiri bangunan Reichstag atau gedung parlemen. Satu saat saya mengunjungi gedung parlemen ini dan dari lantai atas dapat melihat ke bawah (berbatas kaca) di mana para anggota dewan sedang rapat, sungguh satu peristwa yang menarik.

Bangunan atau kompleks bangunan lain yang saya kunjungi dan bagus adalah Charlottenburg Palace. Istana musin panas untuk Putri Charlotte dari Hanover ini selesai dibangun tahun 1699. Sekarang istana ini dijadikan museum bersejarah. Pengunjung diperbolehkan memasuki bagian-bagian tertentu gedung. Keindahan interior dan konsep taman di sekitarnya sangatlah menawan. Koleksi berharga banyak tersimpan di sini. Sayang saat itu kedatangan saya sudah sore sementara jam tutup adalah jam 17.00. Waktu itu saya mengantarkan bulik yang berkunjung ke Berlin dari Leiden. Sebelumnya kami mengunjungi Siegessaule, sebuah monumen pilar kemenangan Prussia atas Danish yang selesai dibangun tahun 1873. Monumen ini tinggi sekali dan pengunjung bisa masuk serta naik ke ruang terbuka yang ada di bagian teratas. Lokasi bersejarah lain yang sungguh menarik minat saya adalah Checkpoint Charlie. Sebuah bangunan kecil yang dijadikan pos pemeriksaan bagi orang yang hendak lewat dari Berlin Barat ke Timur atau sebaliknya. Pos ini tentu saja dulunya merupakan pintu masuk dari tembok Berlin yang membentang panjang. Di sini pengunjung juga bisa mempelajari sejarah berdiri dan runtuhnya tembok Berlin.

Selama di Berlin, banyak tempat atau gedung kesenian yang saya kunjungi di antaranya adalah Hacksecher Markt, Hackesen Hofe, Konrad Wolf Film University di Postdam-Babelsberg yang kebetulan saat itu sedang ada open house. Saya bisa masuk gratis dan sempat menyaksikan pertunjukan teater "Waiting for Godot". Beriktunya saya mengunjungi Berliner Dom yang merupakan gereja Protestan terbesar di Berlin. Alexander Platz sering saya datangi untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Di area ini juga terdapat tower untuk televisi yang ikonik dan Tugu Jam Dunia. Haus Der Kulturen Der Welt merupakan rumah budaya dunia yang sering menyelenggarakan pementasan atau pameran. Staatliche Museen merupakan museum etnologi yang juga sering digunakan untuk pagelaran. Saya juga pernah menyaksikan film dokumenter yang diputar di biosokop di Steinplatz. Saya sempat menyaksikan pementasan teater "Romeo und Juliet" di Theater Strahl, gedung teater khusus untuk remaja, menyaksikan pementasan tari di Tanz Fabrik, dan pertunjukan musik jazz di Werkstatt der Kulturen. Museum lain yang pernah saya kunjungi adalah Dahlem Dorf, Pergamonmuseum, Alte Nationalgalerie, dan Gemaldegalerie. Berlin memang sangat kaya dengan museum dan koleksi seni. Itulah Berlin. (**)


No comments:

Post a Comment

Hoi An: Kota Tua Penuh Lentera

Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...