27.9.17

Mangrove dan Pantai di Balikpapan

Saya dan istri tertarik untuk mengunjungi kota Balikpapan, 24-27 Desember 2016. Kami tidak begitu tahu lokasi dan atraksi wisata yang menarik di sini. Dengan bekal pengetahuan yang lumayan sedikit hasil net-searching kami berangkat dari dan kembali ke Jogja dengan menggunakan Citilink yang pada saat itu menawarkan tiket promo. Balikpapan merupakan kota yang lumayan besar dan ramai tempat para pebisnis minyak. Pijar api dari kilang minyak menghiasi langit kota ini. Bandara Sepinggan merupakan salah satu bandar udara terbaik. Area dalam bandara cukup luas, bersih, banyak gerai serta nyaman. Begitu keluar dari bandara kami sudah ditunggu sopir yang langsung mengantarkan kami ke Swiss Bel Hotel. Hotel ini kami dapatkan dengan harga cukup terjangkau karena sedang promo. Lokasi hotel ada di Balcony Pasar Baru Square yang sedang dibangun, berdekatan dengan Plaza Balikpapan dan Balikpapan Trade Center. Kami mendapat kamar berjendela yang berpemandangan laut dan kota. Hari itu kami tidak merencanakan kegiatan apapun selain mengobservasi sekeliling hotel. Pertama yang kami lakukan adalah menjelajahi area pasar baru kemudian mencari makan di mall serta observasi kuliner pinggir jalan. Kondisi kota tidak terlalu sibuk, lalu lintas ramai lancar. Banyak angkot yang bisa mengantar ke berbagai tujuan. Karena mungkin bulan Desember, maka hujan sering turun secara tiba-tiba. Observasi kami hari itu berakhir dengan kegiatan renang di hotel. Pagi harinya barulah kami mulai perjalanan. Lokasi pertama yang kami tuju adalah Hutan Mangrove Margomulyo. Sebuah hutan mangrove yang dijadikan obyek wisata alam dan pendidikan yang berada di kampung Margomulyo.


Perjanalan menuju ke lokasi ini sangat menarik. Selepas keluar dari kota, kami melewati jalan beraspal masuk ke dalam kampung berbukit. Jalan turun-naik dan berkelok menyajikan pemandangan indah deretan rumah warga berwarna-warni. Menurut saya, area ini sebenarnya bisa menjadi atraksi wisata tersendiri yang menarik, misalnya untuk wisata bersepeda. Setelah melewati kampung-kampung, kami sampai di lokasi. Hutan mangrove ini benar-benar terletak di dalam kampung, jadi kami harus berjalan melewati kampung. Jalanan berupa jembatan papan yang baik. Untuk masuk ke hutan kita diminta mengisi buku tamu dan membayar secara suka rela. Area hutan lumayan luas dan di setiap beberapa ratus meter dibangun pondokan untuk istirahat dan kegiatan edukasi dalam hal mengenalkan flora dan fauna yang ada di hutan mangrove itu. Secara umum, hutan ini menarik untuk dikunjungi.

Perjalanan kami lanjutkan dengan menyusuri jaln di pinggir pantai. Kami mampir sebentar di kawasan Kampung Atas Air tempat bermukimnya suku Bugis. Kampung ini nampaknya telah disiapkan sebagai kampung wisata. Di beberapa lokasi telah dibuat area untuk beristirahat dan menyediakan kuliner. Kami mencoba jalan masuk ke kampung dan melihat rumah-rumah yang dibangun di atas air dengan arsitektur unik berbahan kayu. Kampung ini menarik dikunjungi pada saat malam atau air laut pasang naik. Tak beberapa lama kami melanjutkan perjalanan. Tujuan kami adalah Pasar Inpres Kebun Sayur yang cukup terkenal.

Di pasar ini kita bisa membeli beraneka makanan, oleh-oleh, dan souvenir. Saya dan istri menggunakan waktu sebaik mungkin untuk jalan-jalan di pasar ini dan membeli oleh-oleh yang kami perlukan. Banyak sekali gerai dagangan dan kami tentu saja tidak berkeliling ke seluruh area pasar. Setelah mendapat yang kami inginkan perjalanan kami lanjutkan. Kami melewati Pelabuhan Semayang, Pantai Melawai spot yang sangat baik untuk berperahu atau memancing, dan Pantai Batu. Kami berhenti di Pantai Kemala. Semua pantai yang saya sebutkan berada dalam satu deret dan pantai Kemala masih satu lokasi dengan Pantai Monpera. Pantai ini memiliki pasir putih dan air yang cukup jernih namun ombak sangat tenang. Banyak anak-anak dan orang tua mandi di pantai ini. Mungkin karena bulannya tidak tepat, masih nampak sampah daun yang terbawa arus ke bibir pantai. Kami makan siang di sini dengan menu ikan bakar yang enak dan harganya betul-betul nendang.

Selepas pantai Kemala, kami minta di antar kembali ke hotel dan hari itu perjalanan kami akhiri karena kami berencana jalan-jalan di mall dan makan malam di warung pinggir jalan. Keesokan harinya kami pergi ke Pantai Lamaru. Rupanya pantai ini sangat terkenal sebagai obyek wisata di Balikpapan. Garis pantai dengan pasir coklat memanjang dan laut terbentan luas di hadapan. Di pantai ini disediakan berbagai macam wahana air. Banyak pula orang bermain layang-layang. Kebanyakan keluarga memasang tenda atau menggelar tikar dan berpiknik. Terdapat 2 food court dan beberapa tempat untuk berbilas.Di sini juga terdapat taman luas yang bisa dikelilingi dengan menyewa mobil listrik. Saya dan istri menggunakan kesempatan itu dan kami berputar-putar mengitari taman yang penuh dengan pohon cemara. Pintu masuk menuju ke pantai memiliki pemandangan indah karena di kiri-kanan jalan berjajar pohon cemara. Sayang, tiket masuk dihitung per kepala termasuk sopir yang mengantar dan mobilnya. Tapi secara keseluruhan lokasi ini menarik untuk dikunjungi. Pantai Lamaru menjadi tujuan terakhir jalan-jalan kami di Balikpapan.

Catatan: di Balikpapan juga terdapat wisata mangrove yang menyenangkan yaitu, Graha Indah Mangrove Center. Di sini kita diantar menyusur sungai dengan pemandangan hutan bakau di samping kanan-kiri. Saya berkunjung di sini di sela tugas pada 7 Desember 2018 dan berangkat pagi hari sehingga memiliki kesempatan untuk melihat aktivitas bekantan secara langsung di hutan bakau. (**)

No comments:

Post a Comment

Hoi An: Kota Tua Penuh Lentera

Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...