Kunjungan pertama ke Kuala Lumpur saya lakukan selama 3 hari 3 malam dari tanggal 22 - 25 Desember 2012. Sejak saat itu, KL hampir selalu menjadi tempat singgah sementara karena hub international Air Asia (penerbangan budget yang sering saya gunakan) paling banyak memang di KL. Pada kedatangan pertama sebagai backpacker sehingga searching sana-sini harus dilakukan untuk menyesuaikan agenda perjalanan dan ketersediaan dana. Pada saat itu Bandara KLIA 2 belum jadi sehingga masih menggunakan bandara LCCT di Sepang. Selepas imigrasi langsung naik Bus menuju KL Sentral dan jalan kaki sebentar menuju My Hotel yang terletak di kawasan Little India. Setelah check in dan mendapatkan kamar, saya dan istri istirahat sebentar. Perjalanan hari itu kami lakukan dengan mencoba menggunakan Hop On Hop Off Bus. Dengan hanya membayar 1 tiket yang berlaku selama 24 jam, bus ini akan mengantarkan kita ke 23 lokasi wisata di Kuala Lumpur. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Istana Negara. Di sini kita hanya berhenti sebentar untuk mengambil gambar. Tujuan berikutnya dimana kita berhenti hanyalah KL Tower dan Petronas Tower. Lokasi lain sengaja dilewati dan hanya kita amati dari bus. Di KL Tower kita bisa naik ke menara yang tingginya 335 meter. Di atas menara ini kita bisa melihat KL secara keseluruhan. Sementara di menara Petronas, waktu itu kami hanya sekedar melihat-lihat dan tidak naik.
Setelah puas berjalan-jalan kita kembali ke hotel dan beristirahat. Pagi harinya lokasi yang dituju adalah Batu Caves. Dari KL Sentral menggunakan kereta KTM Komuter Train. Batu Caves merupakan kuil umat Hindu yang terletak di dalam goa di punggung pegunungan batu. Untuk mencapai goa ini disediakan anak tangga yang disampingnya berdiri patung Murugan yang sangat besar. Di dalam goa terdapat banyak patung dan tempat pemujaan yang mana sinar matahari bisa masuk, indah sekali. Sementara itu diseputar pegunungan batu juga terdapat kuil-kuil lain yang dibangun untuk memuja dewa tertentu. Ada satu kuil yang dikhususkan untuk Hanoman. Menarik sekali berada di sini karena tempatnya luas, namun sayang agak jauh dari kota dan kereta api yang menuju ke arah ini hanya 1 saja.
Setelah dari Batu Caves kita kembali menuju KL Sentral dan kemudian naik LRT menuju Pasar Seni atau Central Market. Di area ini kita bisa berbelanja pernak-pernik souvenir namun harganya sedikit lebih mahal. Namun demikian di sekitar pasar seni kita bisa berbelanja souvenir yang murah di Petaling Street kawasan China Town. Dari area pasar seni kita berjalan menuju Dataran Merdeka atau alun-alun yang dikelilingi dengan bangunan artistik khas kolonial. Di salah satau sudut terdapat museum yang tidak memungut tanda masuk yaitu Kuala Lumpur City Gallery. Sangat senang berada di area ini karena seperti tidak sedang berada di kawasan Asia. Setelah puas menikmati suasana alun-alun, tujuan beikutnya adalah Bukit Bintang. Dari alun-alun kita jalan menuju stasiun Masjid Jamek untuk naik LRT menuju KL Sental dan disambung monorail ke Bukit Bintang. Kawasan ini merupakan pusat perbelanjaan. Banyak mall-mall besar berdiri dan di sekitarnya bertebaran cafe-cafe dan restoran. Tempat ini merupakan tempat untuk wisatawan berduit tebal, namun tidak ada salahnya untuk jalan-jalan sambil melihat-lihat suasana malam yang meriah di kawasan ini. Bukit Bintang seolah daerah yang tidak pernah sepi.
Pagi harinya kita bangun pagi dan mencoba mengobservasi seputar Little India. Ternyata di kawasan ini banyak terdapat rumah ibadah baik itu kuil Hindu, Wihara Buddha, Gereja maupun Masjid. Kita sempat mengunjungi sebuah wihara yang kebetulan sudah buka. Setela mengitari area wihara dan berfoto bersama para Bhiksu kita kembali ke Hotel. Hari ini tujuan perjalanan sedikit santai, kita hanya kembali ke menara Petronas untuk membeli buku di salah satu mall di dalamnya serta jalan-jalan ke Petalling Street. Malam harinya kebetulan saya ada janji dengan teman untuk berbincang-bincang di sekitaran hotel.
Perjalanan telah berakhir karena keesokan harinya harus menuju bandara dan kembali ke Jogja. Perjalanan 3 hari 3 malam sangat cukup jika hanya mengobservasi KL dan sekitarnya. Namun sedikit agak mepet (meski tentu saja bisa dengan pengaturan jadwal yang baik) jika harus ke kawasan Genting juga. Suasana KL tidak berbeda jauh dari Jakarta. Harga makanan juga masih terjangkau asalkan tidak makan di restoran atau cafe di Bukit Bintang. Transportasi publik sudah sangat baik dan kendala bahasa tidaklah terlalu merisaukan karena penduduk Malaysia paham bahasa Indonesia. (**)
No comments:
Post a Comment