29.9.17

Bandung: Padat Merayap nan Elok

Saya, istri, dan keponakan berlibur ke Bandung pada tanggal 25-27 Maret 2017. Kami berangkat dari Jogja menggunakan kereta Argo Wilis dan kembali dengan Lion Air. Perjalanan Jogja-Bandug kurang lebih 8 jam. Cukup lama, tapi karena kondisi kereta yang nyaman dan pemandangan yang indah, perjalanan jadi serasa tidak membosankan. Kami sampai di Bandung sudah petang dan langsung jalan menuju Hotel Serena yang persis berada di seberang jalan depan stasiun. Setelah mendapatkan kamar dan meletakkan barang bawaan kami langsung ke bawah dan pergi makan malam. Pas saat jalan istri saya melihat ada Kampiun Bistro, maka mampirlah kami ke sini. Tempat makan ini termasuk hipster dan banyak sekali pengunjung malam itu. Untuk memudahkan dan mempercepat penyajian, kami memesan menu yang hampir sama. Makanan di sini enak dan suasananya juga mendukung ditambah malam itu ada live band. Selepas makan malam kami langsung kembali ke hotel dan beristirahat. Esok hari kami harus bangun pagi menuju beberapa lokasi wisata di bagian utara Bandung.


Rencana perjalanan menuju ke banyak lokasi yang semuanya dicari melalui net-searching. Kami ingin mengunjungi Farm House, Tangkuban Perahu, Floating Market, dan De Ranch. Setelah sarapan di hotel kami berangkat bersama sopir sekitar pukul 08.30. Ternyata kami sudah agak terlambat, jalanan menuju ke Farm House melalui Setia Budi macet sekali. Kendaraan hampir tidak bisa jalan. Lalu sopir mengambil alternatif jalan melalui Dago dan kami pun sepakat untuk mengubah lokasi tujuan. Kami mengikuti jalan dan menuju ke lokasi yang mungkin saja. Jalan melalui Dago menuju ke Tangkuban Perahu ternyata juga menyajikan pemandangan yang baik meski jalan sempit. Kami akhirnya justru mampir di Begonia Garden. Taman bunga ini lumayan menarik. Area ditata dan dihias dengan berbagai macam bunga, terutama bunga begonia tentu saja. Area wisata yang instagenic.

Dari taman ini, kami meneruskan perjalanan hendak menuju Tangkuban Perahu namun ternyata jalan utama sudah macet parah. Kami urungkan niat dan beralih ke De Ranch. Taman wisata ini menyajikan berbagai macam atraksi, utamanya adalah kuda. 3 keponakan saya naik kuda berkeliling dan yang satu naik kereta. Areanya sangat luas. Selain berkuda anak-anak juga bisa naik perahu kayuh, main trampolin, bersepeda, bola air, dan lain sebagainya. Kami gunakan waktu sebaik mungkin di sini. De Ranch juga menyediakan food court sehingga memudahkan pengunjung dalam mencari makanan. Setelah berkuda dan makan siang, kami lanjutkan ke area permainan. Di sini anak-anak bermain trampolin dan balon air. Seru sekali dan mereka senang. Berikutnya kami membeli souvenir di sini dan setelah itu melanjutkan perjalanan.

Tanpa diduga, begitu keluar dari area parkir telah terjadi deadlock. Kendaraan ke arah Tangkuban Perahu sama sekali tidak bisa jalan. Mula pertama kami tetap mencoba menunggu, namun ternyata tetap saja tidak bisa berjalan. Akhirnya kami sepakat untuk kembali ke kota melewati jalan yang kami lalui sebelumnya. Namun, hal yang sama terjadi di Dago Giri. Akhirnya sopir mengambil jalan arah Punclut. Sungguh saya malah senang karena sopir membawa kami naik dan turun bukit melalui jalan sempit berliku dengan pemandangan menakjubkan. Bagi saya dan istri ini menjadi wisata tersendiri. Begitu sampai jalan menuju kota kami minta sopir untuk mengarah ke Upside Down World. Di sini kami bersenang-senang dengan mengambil foto di setiap spot. Keponakan kami juga sangat menikmatinya karena beberapa pose sangat lucu ketika dibalik. Setelah puas, kami menuju ke Cihampelas jalan-jalan dan berakhir di Ci-Walk. Kami berada di sini, bermain, jalan-jalan, dan makan malam. Selesai di Ciwalk kami langsung balik ke hotel dan esok harinya terbang ke Jogja.(**)

No comments:

Post a Comment

Tegal, Semarang, Solo, dan Tahun Baru

  Liburan akhir tahun 2023, kami lalui dengan melakukan perjalanan kereta api dari Jogja menuju Tegal lanjut Semarang terus ke Solo dan kemb...