4.2.17

Mengunjungi Buddha Tidur di Bago

Bago merupakan kota kecil yang berjarak sekitar 2,5 jam dari Yangon ditempuh menggunakan mobil. Jalanan dari pusat kota menuju Bago tidaklah ruwet dan malah cenderung lengang. Namun udara sangat panas dan tidak terlalu banyak pemandangan sehingga terasa cukup sedikit lama. Bago merupakan daerah tujuan wisata karena disini terdapat patung Buddha tidur yang berukuran sangat besar dan dikenal dengan sebutan Shwethalyaung Buddha. Selepas dari jalan utama, jalan menuju ke lokasi ini belumlah beraspal sehingga berdebu. Namun ketika sampai di lokasi terasa asri karena banyaknya pepohonan di sekitar kompleks bangunan. Di sekitar tempat parkir banyak terdapat pedagang souvenir dan juga makanan. Terdapat beberapa anak-anak yang aktif menawarkan kartu pos pada pengunjung dan ada satu anak yang bisa menawakan dagangannya dalam lebih dari 5 bahasa asing. Masuk ke kompleks, di sekitar patung banyak orang bersembahyang termasuk para bhiksu. Namun ada juga calon bhiksu yang meminta derma. Patung Buddha di sini memang sangat besar, menurut catatan tingginya 16 meter dan panjangnya 55 meter.

Di bagian kaki terdapat rajah doa, sementara di bagian belakang terdapat rangkaian gambar perjalanan hidup Sidarta. Di sekitar lokasi di luar bangunan tempat patung di letakkan juga terdapat beberapa konsep taman yang dapat digunakan untuk beristirahat. Di pintu keluar terdapat selasar besar yang kanan-kirinya merupakan toko cendera mata. Kita bisa belanja di sini dengan menggunakan uang Kyat Myanmar atau Ringgi Malaysia. Perjalanan saya kemudian menuju ke Shemawdaw Pagoda di Paya-Bago dalam perjalanan pulang ke Yangon. Kompleks bangunan rumah peribadatan ini sangatlah luas. Di depan gerbang terdapat 2 patung singa raksasa. Pada saat saya mau masuk, berpapasan dengan rombongan bhiksu yang keluar dari Pagoda setelah melaksanakan sembahyang. Semua orang hormat pada para bhiksu ini. Ketika pada akhrinya saya masuk, di dalam kompleks juga terdapat beberapa ruang yang digunakan untuk bersembahyang, bahkan banyak orang yang berdoa di plaza sekitar pagoda. 


Di area ini saya mencoba ikut-ikutan melempar uang ke dalam sebuah wahana yang dapat berputar yang dipercayai sebagai roda peruntungan. Namun saya hanya melempar saja dan tidak tahu peruntungan apa yang di dapat karena semuanya tertulis dengan huruf Myanmar. Setelah merasa cukup berada di lokasi ini, perjalanan saya berlanjut ke Kyaik Pun Pagoda dimana terdapat patung 4 wajah Buddha. Perjalanan tidak terlalu jauh, hanya sekitar 25 menit menggunakan mobil. Lokasinya tidak jauh dari jalan utama namun berada di pinggiran kampung yang lumayan gersang. Patung tersebut setinggi kira-kira 27 meter dan menghadap ke 4 penjuru mata angin. Patung-patung ini merupakan representasi dari 4 Buddha yang telah mencapai Nirwana. Di sekitar patung juga terdapat ruang dan patung-patung lain yang berkaitan erat dengan kepercayaan umat Buddha. Cukup menarik.

Catatan: saya ke Bago pada tanggal 27 Desember 2010. 
Info: tidak disarankan untuk memberi derma berupa uang kepada bhiksu atau calon bhiksu yang mecari derma. Tips: pakailah alas kaki yang mudah dilepas karena di kompleks Shwethalyaung anda harus melepaskan alas kaki.


No comments:

Post a Comment

Hoi An: Kota Tua Penuh Lentera

Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...