Perjalanan kereta api dari Chiang Mai yang kami tumpangi pada tanggal 6 Agustus 2013, jam 08.50 pagi sampai di Stasiun Hua Lamphong, Bangkok pada pukul 20.25 malam. Artinya perjalanan yang ditempuh sekitar 11 jam 35 menit. Kami naik kereta nomor 12 yang berjenis DRC atau Diesel Railcar express. Ini merupakan kereta api kelas 2 dan tidak memiliki tempat tidur di dalamnya, hanya kursi yang bisa diatur. Perjalanan cukup menyenangkan dan melelahkan. Stasiun yang kami lewati selepas Chiang Mai menuju Bangkok adalah Lamphun, Phitsanulok, Lopburi, Ayutthaya, Don Muang. Sesampai di Bangkok kami langsung memesan taksi untuk mengantarkan ke Lucky House penginapan budget yang terletak di ujung jalan Khaosan. Setelah mendapatkan kamar kami langsung mengobervasi jalan Khaosan yang sangat terkenal di kalangan wisatawan ini. Malam itu jalanan sangat ramai. Banyak sekali orang berseliweran dan bar-bar penuh. Tidak salah jika kawasan ini disebut sebagai surganya para bakcpacker. Banyak pilihan penginapan murah, agen tour yang bertebaran, warung-warung makan berbagai jenis dan bermacam bentuk hiburan malam. Kami habiskan waktu malam itu untuk mengitari sekitar Khaosan.
Pagi harinya kami merencanakan perjalanan menyusuri sungai dengan perahu. Dari penginapan kami naik tuk-tuk menuju ke Stasiun BTS Ratchatewi. Namun sebelumnya kami coba susuri jalan Petchaburi untuk sekedar melihat-lihat dan membeli makanan ringan di pinggir jalan. Di jalan ini berdiri gedung KBRI. Dari stasiun Ratchathewi tujuan kami adalah taman Lumpini. Sebuah taman kota yang sangat luas, ditata sedemikian rupa sehingga sangat enak digunakan untuk melepas lelah atau sejenak lari dari kebisingan kota. Di taman ini terdapat danau buatan, beberapa konsep taman, jogging dan cycling track serta beberapa area untuk berolah raga. Sangat menyenangkan berada di taman ini. Dari taman ini kemudian kami naik BTS lagi menuju dermaga Sri Phraya yang terletak di area Hua Lamphong. Di sini kami membeli tiket untuk pergi ke Wat Arun. Setelah cukup lama menunggu perahu kami tiba dan mulai menyusuri sungai Chao Phraya.
Kami harus menyeberang untuk ke Wat Arun karena perahu kami berhenti di sisi sungai yang berlawanan. Di sekitar kuil ini terdapat berbagai macam bangunan tempat peribadatan dan terdapat pula sebuah benteng. Di jalan keluar dari kuil terdapat banyak kedai souvenir yang penjualnya fasih berbahasa Indonesia. Souvenir di sini terkenal lebih murah dibandingkan tempat lain. Tak lama berselang kami menyeberang menuju ke Wat Pho. Sebuah kuil besar yang terletak bersebelahan dengan kompleks kerajaan. Di kuil yang sangat luas ini terdapat patung Buddha tidur dalam ukuran raksasa. Untuk masuk ke Wat Arun maupun Wat Pho kita harus membayar. Tiket di Wat Pho lebih mahal dan penjaga tiket agak kurang senyum. Banyak sekali bangunan, patung, dan ruang yang didesain dan didekor dengan sangat baik. Di kuil ini juga banyak Bhiksu yang mau memberikan keterangan dengan sukarela ketika kita bertanya. Hari itu,kami habiskan waktu di sekitar area Wat Pho dan kompleks bangunan Kerajaan.
Dalam perjalanan menuju Stasiun Hua Lamphong keesokan harinya, kami juga mengambil jalur sungai ini. Dari hotel kami menuju ke dermaga Tha Tien. Jalan yang kami lalui melewati Wat Phra Kaew atau Temple of Emerald Buddha yang berada di dalam kompleks kerajaan. Kami sedianya mau masuk tetapi karena harus membayar cukup mahal maka kami putuskan untuk sekedar melihat area luarnya saja yang gratis. Kebetulan pada saat itu ada upacara pergantian petugas jaga kerajaan yang benar-benar menarik. Setelah cukup puas kami kembali berjalan dan di sepanjang jalan menuju dermaga Tha Tien banyak pedagang barang bekas dan antik. Istri saya membeli sebuah kalung. Penjualnya ternyata seorang Muslim dan cukup senang mengetahui kami dari Indonesia serta kemudian ia mendoakan kami. Wah, sungguh berkah. Tak lama kami berjalan, sampailah di dermaga. Kami membeli tiket ke dermaga Sri Phraya dan dari sana naik tuk-tuk menuju stasiun kereta Hua Lamphong. Siang itu kami naik kereta menuju Butterworth Penang.
Pagi harinya kami merencanakan perjalanan menyusuri sungai dengan perahu. Dari penginapan kami naik tuk-tuk menuju ke Stasiun BTS Ratchatewi. Namun sebelumnya kami coba susuri jalan Petchaburi untuk sekedar melihat-lihat dan membeli makanan ringan di pinggir jalan. Di jalan ini berdiri gedung KBRI. Dari stasiun Ratchathewi tujuan kami adalah taman Lumpini. Sebuah taman kota yang sangat luas, ditata sedemikian rupa sehingga sangat enak digunakan untuk melepas lelah atau sejenak lari dari kebisingan kota. Di taman ini terdapat danau buatan, beberapa konsep taman, jogging dan cycling track serta beberapa area untuk berolah raga. Sangat menyenangkan berada di taman ini. Dari taman ini kemudian kami naik BTS lagi menuju dermaga Sri Phraya yang terletak di area Hua Lamphong. Di sini kami membeli tiket untuk pergi ke Wat Arun. Setelah cukup lama menunggu perahu kami tiba dan mulai menyusuri sungai Chao Phraya.
Kami harus menyeberang untuk ke Wat Arun karena perahu kami berhenti di sisi sungai yang berlawanan. Di sekitar kuil ini terdapat berbagai macam bangunan tempat peribadatan dan terdapat pula sebuah benteng. Di jalan keluar dari kuil terdapat banyak kedai souvenir yang penjualnya fasih berbahasa Indonesia. Souvenir di sini terkenal lebih murah dibandingkan tempat lain. Tak lama berselang kami menyeberang menuju ke Wat Pho. Sebuah kuil besar yang terletak bersebelahan dengan kompleks kerajaan. Di kuil yang sangat luas ini terdapat patung Buddha tidur dalam ukuran raksasa. Untuk masuk ke Wat Arun maupun Wat Pho kita harus membayar. Tiket di Wat Pho lebih mahal dan penjaga tiket agak kurang senyum. Banyak sekali bangunan, patung, dan ruang yang didesain dan didekor dengan sangat baik. Di kuil ini juga banyak Bhiksu yang mau memberikan keterangan dengan sukarela ketika kita bertanya. Hari itu,kami habiskan waktu di sekitar area Wat Pho dan kompleks bangunan Kerajaan.
No comments:
Post a Comment