29.1.17

Chiang Mai, Kota di Dalam Benteng yang Menyenangkan

Chiang Mai merupakan salah satu propinsi di Thailand bagian utara. Di Chiang Mai terdapat struktur kota tua yang terletak di dalam benteng yang memiliki 4 pintu utama. Saya dan istri tiba di Chiang Mai pada tanggal 4 Agustus 2013. Setiba di bandara kami langsung memesan taksi untuk ke satsiun sentral. Hari itu kami pesan tiket Chiang Mai - Bangkok untuk tanggal 6 Agustus dan Bangkok - Butterworth Penang untuk tanggal 8 Agustus. Setelah mendapatkan tiket kami menuju kota dengan menggunakan angkot. Sesampai di kota kami turun di dekat Tapae Gate dan langsung jalan kaki ke kantor Travel Hub untuk memesan tiket tour sehari Chiang Rai and Golden Triangle Tour. Setelah itu kami lanjut jalan kaki menuju hotel sambil menyusuri jalanan di dalam benteng searah gate tempat kami masuk. Di sepanjang jalan banyak kami saksikan temple atau kuil Buddha. Kami sesekali masuk dan melihat-lihat kompleks bangunan dan taman di dalamnya. Seteleh beberapa lama kami menemukan penginapan kami 7 Century Guest House di jalan Rtachaphakinai 207.


Setelah istirahat sebentar, kami kemudian menyewa motor yang disediakan di penginapan. Kami berkeliling di dalam benteng dan kemudian berhenti di pasar malam. Setiap akhir pekan selalu ada pasar malam di Chiang Mai yang mulai buka pada sore hari. Kami menjelajah dari satu jalan ke jalan lain, dari satu tenda ke tenda lain. Banyak sekali warung tenda berdiri dan area pasar malam sangatlah luas. Kami mencoba beberapa makanan yang dijajakan. Setelah cukup puas kami mencoba mengelilingi benteng dan mengunjungi beberapa kuil yang ada disekitarnya. Di Wat Lok Molee kami berhenti agak lama. Kebetulan sedang ada kerja bakti di kuil itu untuk menyiapkan sebuah upacara. Istri saya mencoba ikut-ikutan membuat ikon tapak kaki Buddha. Mereka senang dan antusias mengajari istri saya. Perjalanan kemudian kami lanjutkan kembali. Benteng kota Chiang Mai memang sangat indah. Terbuat dari batu bata merah dan disetiap pojok luar benteng terdapat semacam tempat untuk prajurit berjaga. Malam itu, perjalanan kami terhenti dan berakhir dengan makan malam di pasar dekat salah satu pintu masuk kota. Kami memesan sup bakmi yang sangat enak. 

Pagi hari kami dijemput pihak Travel Hub. Tur kami dimulai sekitar pukul 8 pagi dan langsung menuju ke Chiang Rai. Rute perjalanan kami adalah mengunjungi Mae Khachan, sumber air panas yang terletak di tengah perjalanan antara Chiang Mai - Chiang Rai. Berikutnya mengunjungi Wat Rong Khun atau White Temple. Sebuah kuil yang dibangun oleh seniman Thailand dan semuanya berwarna putih perak. Menarik sekali kuil ini. Kompleksnya luas, bangunannya artistik dan terkesan mewah. Bahkan kamar mandi untuk para pengunjung pun sangat indah. Di salah satu kompleks bangunan terdapat lukisan yang menceritakan seputar dunia reinkarnasi dalam sentuhan modern. Sebuah usaha yang hebat dari seorang seniman. 

Berikutnya kami mengunjungi Golden Triangle, sebuah perbatasan 3 negara yaitu Thailand, Myanmar, dan Laos yang terbelah oleh sungai. Dari sini kita menyeberang ke Laos. Setelah cukup puas perjalanan berlanjut ke Mae Sai, kota paling utara di Thailand dan berbatasan dengan Myanmar melalui sebuah jembatan. Di perbatasan ini kita bisa melihat aktivitas warga Myanmar di seberang sungai. Tur berlanjut ke kampung suku asli bagian utara Thailand. Kampung ini bagi kami seperti sengaja ditata untuk wisatawan dan kami kurang tertarik untuk mengobservasinya. Dari kampung ini tur kembali ke Chiang Mai dan sampai di kota sekitar pukul 20.00. Kami segera ke hotel untuk istirahat. Keesokan harinya kami ke stasiun sentral untuk melanjutkan perjalanan ke Bangkok.

No comments:

Post a Comment

Hoi An: Kota Tua Penuh Lentera

Perjalanan saya dan istri ke Hoi An dimulai dari stasiun kereta api Hue pada 20 Juni 2024 menuju stasiun Da Nang dan dari Da Nang lanjut nai...