|
Danau di Kota Dalat |
Kota kecil Dalat terletak di sebelah timur laut Ho Chi Minh yang bisa ditempuh dengan jalan darat sekitar 6-7 jam menggunakan bus atau sekitar 1 jam penerbangan. Kota ini terkenal dengan sebutan kota bunga dan hawanya yang dingin karena terletak di ketinggian. Saya dan istri mendarat di Dalat pada jam 12.30 siang dengan Vietnam Air pada tanggal 22 dan rencana tinggal sampai 25 Desember 2015. Sebetulnya ada penerbangan murah dengan menggunakan Vietjet, tapi sayang pada saat itu tidak bisa dipesan secara online dari Indonesia. Sesampai bandara tanpa menunggu waktu lama kami pesan taksi menuju Fortune Dai Loi Hotel di kota Dalat. Saya pilih hotel ini karena tidak terlalu jauh dari pusat kota, tinggal jalan kaki saja. Setelah mendapat kamar, kami langsung jalan-jalan. Tujuan pertama kami adalah danau di tengah kota. Danau ini sangat ikonik karena di seberang danau terdapat antena yang tinggi menyerupai menara Eifel. Danau ini menawarkan berbagai macam atraksi air dan sore itu kami menyewa sepeda air untuk sekedar mengitari danau.
Banyak pedagang di pinggir danau utamanya adalah jagung bakar. Namun pada sore itu kami tertarik dengan seorang penjual makanan tradisional. Kami hampiri dan mencoba memesan dengan menggunakan bahasa tangan. Makanan itu terdiri dari jeroan goreng namun tidak terlalu kering dan dipotong-potong, pepaya muda yang diiris kecil-kecil panjang, daun basil dan semacam saus yang khas bau dan rasanya. Sangat sederhana, namun ketika kami makan, wow, rasanya luar biasa. Perpaduan daging, pepaya, daun basil dan saus itu sungguh aneh di lidah. Saya pun minta tambah, ha ha. Pengalaman itu akhirnya membawa kami untuk mencicipi beberapa kuliner yang ada. Kaki kami langkahkan menuju pusat kota yang juga ikonik.
|
Pusat Kota Dalat |
Di pusat kota yang dikelilingi pasar dan toko ini terdapat patung di tengah bundaran dan plaza yang cukup menyenangkan untuk berisitirahat. Di sekitar area itu terdapat banyak pedagang makanan yang mulai menggelar dagangannya ketika matahari mulai tenggelam. Kami memutuskan untuk makan malam di area ini sekaligus kami jadikan lokasi ini untuk tujuan jalan-jalan selama kami tidak ada agenda lain di Dalat. Malam itu langkah kaki membawa kami menuju warung tenda yang menjual aneka seafood. Yang menarik bagi kami adalah cara penyajiannya. Pembeli memilih sendiri menu yang terdiri dari kerang-kerangan, udang, dan siput.
|
Seafood di Warung Tenda
|
Setelah itu, peralatan masak ditata yang terdiri dari tungku arang, serta peralatan untuk membakar. Jadi sebagai pembeli kami dipersilakan membakar sendiri makanan kami dengan cara yang tradisional. Sungguh menarik dan ternyata rasanya luar biasa. Daun-daunan segar dan sambal yang ada membuat rasa semakin mantap. Kami merasa senang dengan penyajian makan seperti ini. Meskipun cukup berpeluh karena tungku semakin lama semakin panas, namun kami puas. Penjualnya pun merasa senang karena melihat kami benar-benar menikmati makanan itu. Meski begitu kami tidak boleh terlalu banyak makan. Bukan karena sudah kenyang tapi harus menghemat duit sebab harga seafood tidaklah murah.
|
Di Salah Satu Cafe
|
Hari berikutnya, kami sarapan di hotel dan benar-benar tidak percaya dengan apa yang kami saksikan. Hotel menyediakan beragam jenis makanan untuk sarapan. Yoghurt di hotel ini super mantap dan hand made, teh artichoke-nya sungguh sip, beraneka kue dari pakis dan steam rice cake yang enak sekali. Tak lupa bahn mi yang diberi bakso kuah sungguh sedap dan bahkan sup mie pun menyegarkan. Tak rugi kami menginap di hotel ini dan setiap pagi tak pernah menyia-nyiakan menu sarapannya. Malam harinya selepas tur kami kembali ke pusat kota dan memesan steamboat. Wah, ternyata banyak sekali isiannya mulai dari sayuran, daging, baso, tahu, dan seafood. Kuahnya sangat istimewa. Menjelang tengah malam saya dan istri mencoba sup ayam di dekat hotel. Hmmm, ternyata rasanya juga enak dan porsinya besar.
|
Aneka Makanan Khas Dalat
|
Malam hari berikutnya kami kembali ke pusat kota dan kami mencoba minuman berasa jahe yang kental dan merupakan minuman khas masyarakat Dalat. Kemudian kami mencoba mengeksplorasi cafe yang ada di dekat hotel. Kami makan di V Cafe yang sangat terkenal di kalangan wisatawan. Harganya memang agak mahal namun makanan yang disediakan juga sepadan. Kami memesan daging yang digoreng dan disajikan bersama apel. Di cafe lain kami coba sup mie dengan kuah berwarna coklat yang diberi isian daging dan sayur. Hampir semua makanan yang kami jumpai dan makan rasanya sangat enak kecuali Bahn Mi yang dijual di jalan menuju pusat kota. Rotinya keras dan isiannya kurang berasa. Bahn Mi di Dalat memang kalah dibandingkan dengan Bahn Mi di tikungan jalan dekat Rong Vang, Ho Chi Minh yang membuat istri saya tergila-gila. Sementara menurut saya hampir semua makanan di Vietnam sangat enak dan menu di Dalat sungguh menarik.
Info: agak sedikit sulit mencari tempat penukaran uang di Dalat tapi biasanya toko emas di sekitar pasar menyediakan penukaran dengan rate sedikit lebih rendah. Setiap tahun diadakan festival bunga. Dalat lebih tepat untuk bersantai dan menikmati alam. Tips: siapkan jaket dan pakaian hangat karena hawa malam lumayan dingin. Namun jika tidak membawa, Anda bisa membeli di toko atau pedagang kaki lima di sekitar pasar.
No comments:
Post a Comment