Ho Chi Minh City Vietnam adalah tujuan kedua perjalanan saya yang semuanya saya rencanakan seorang diri. Lagi-lagi karena AirAsia memberikan promosi untuk penerbangan Jakarta-Ho Chi Minh-Jakarta (7-9 Agustus 2012). Saya berangkat dari Jogja tanggal 7 Agustus 2012 dan kembali tanggal 10, jadi menginap semalam di Jakarta. Sampai di Ho Chi Minh pada sekira jam 20.00 dan saya langsung menuju jalan Pam Ngu Lao untuk memesan citiy tour pada keesokan harinya dan setengah hari tour ke Cu Chi Tunnel untuk tanggal 9 Agustus. Jadi waktu tinggal saya di Ho Chi Minh sangatlah pendek. Selepas semunya beres saya menuju ke An Tam 2 Hotel yang cukup berjarak dari Pam Ngu Lao dengan taksi Mai Linh (salah satu yang terbaik). Ternyata kondisi hotel tak seperti yang saya bayangkan ketika melihat fotonya (tapi sekarang kondisi hotelnya sudah sangat baik). Kamarnya sangat kecil dan terletak di tengah pasar. Tapi bagi saya tidak masalah dan justru menyenangkan karena dapat melihat langsung aktivitas masyarakat Ho Chi Minh di pasar. Meskipun kecil, kamarnya sangat bersih dan staf sangat friendly. Yang paling menarik adalah ketika jendela kamar mandi dibuka kita bisa melihat orang-orang berlalu-lalang di sekitar jalan pasar.
Keesokan harinya saya mengikuti tour seharian di kota. Tempat yang pertama dikunjungi adalah War Remnants Museum yang menampilkan benda dan segala hal kenangan tentang perang Vietnam. Berikutnya menuju Thien Hau Temple salah satu pagoda yang sangat penting keberadaannya. Tak jauh dari pagoda tersebut adalah China Town yang sudah ada sejak abad 18 dengan pasar sentral yang sangat terkenal yaitu Binh Tay. Selesai dari pasar, isitirahat untuk makan siang. Sore harinya tour berlanjut ke Reunification Hall Istana mantan Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem yang didiami sampai tahun 1975. Tidak jauh dari istana kita bisa menyaksikan sisa bangunan kolonial Perancis yaitu Notre Dame Cathedral yang dibangun pada akhir tahun 1877 serta General Post Office (kantor pos pusat) yang didesain oleh Gustav Eiffel pada sekira tahun 1800-an. Kantor pos menjadi tujuan akhir dari tour dan kembali ke kantor travel yang ada di jalan Pam Ngu Lao. Saya tidak langsung ke hotel tapi jalan kaki menuju ke Ben Tanh Market, pasar yang sangat terkenal di kota Ho chi Minh. Segala macam souvenir dan makanan dijual di pasar yang lumayan besar dan berada di tengah kota ini. Tujuan saya bukanlah souvenir melainkan kuliner yang menurut saya semuanya enak. Setelah puas mencoba beberapa manakan yang semuanya mengandung mie, daging, dan kuah saya kembali ke hotel untuk istirahat sebentar. Menjelang gelap saya berjalan kaki di sekitaran hotel sampai ke pinggir sungai di seberang Ho Chi Minh Museum. Setelah cukup lama duduk dan menikmati kopi di pinggir sungai saya kembali ke hotel untuk beristirahat.
Hari berikutnya, saya mengikuti tour setengah hari ke Cu Chi Tunnels, terowongan peninggalan masa perang yang digunakan para gerilyawan vietnam. Terowongan ini berhubungan satu dengan yang lain hingga sampai ke pusat kota. Jika dihitung, jarak terowongan ini mencapai kurang lebih 250 kilo meter dan di bangun selama 25 tahun. Dalam perjalanan, sebelum sampai ke terowongan tour singgah sebentar di Lacquer Art Factory yang sebagian besar pekerjanya adalah korban perang. Selama tour kita akan diajak untuk menyusuri area para gerilyawan, bagaimana mereka hidup, membuat jebakan, berjuang, mengirim sandi, bersembunyi, dan lain sebagainya. Di area ini juga dapat kita jumpai senjata pada masa perang termasuk senapan dan tank serta beberapa patung replika gerilyawan Vietnam. Pada saat istirahat makan siang, kita akan disuguhi makanan khas untuk gerilyawan seperti jagung dan ketela. Setelah istirahat makan siang, kita akan diajak untuk menyaksikan film yang menjelaskan sturktur dan kehidupan gerilyawan di bawah terowongan. Tour berakhir sekitar jam 14-15.00. Selepas tour ini saya istirahat sebentar, menyusuri Pam Ngu Lao dan Bui Vien sebelum ke airport.
Info: jangan menukar uang terlalu banyak di bandara karena rate-nya rendah. Penukaran uang banyak terdapat di area wisatawan di Jalan Pam Ngu Lao dan Bui Vien, kita bisa mencari bandingan. Jalan di Ho Chi Minh menggunakan lajur kanan dan kendaraan lumayan serabutan jadi hati-hati dan beranilah ketika menyeberang jalan. Gunakan taksi yang memiliki reputasi baik yaitu Vinasun atau Mailinh. Jangan lupa makan Pho dan Bahn Mi.
Tips: carilah hotel di sekitar Pam Ngu Lao atau Bui Vien, karena banyak pilhan dan murah. Untuk wisatawan muslim bisa tinggal di daerah belakang pasar Ben Tanh, jalan Le Thanh Ton. Banyak agen tour di Pam Ngu Lao, namun memesan telebih dahulu melalui website juga lebih baik. Jika belanja jangan lupa menawar dan kita harus bisa menolak secara halus karena penjual di pasar agak agresif dalam menawarkan dagangannya. Kalau tidak terlalu risau soal harga bisa mencari souvenir di toko-toko sekitar Bui Vien. Jika pergi ke Cu Chi jangan lupa bawa air minum. Terakhir, jangan malu bertanya kepada staf hotel/penginapan atau di agen tour ketika anda memesan tour yang ditawarkan.
Hari berikutnya, saya mengikuti tour setengah hari ke Cu Chi Tunnels, terowongan peninggalan masa perang yang digunakan para gerilyawan vietnam. Terowongan ini berhubungan satu dengan yang lain hingga sampai ke pusat kota. Jika dihitung, jarak terowongan ini mencapai kurang lebih 250 kilo meter dan di bangun selama 25 tahun. Dalam perjalanan, sebelum sampai ke terowongan tour singgah sebentar di Lacquer Art Factory yang sebagian besar pekerjanya adalah korban perang. Selama tour kita akan diajak untuk menyusuri area para gerilyawan, bagaimana mereka hidup, membuat jebakan, berjuang, mengirim sandi, bersembunyi, dan lain sebagainya. Di area ini juga dapat kita jumpai senjata pada masa perang termasuk senapan dan tank serta beberapa patung replika gerilyawan Vietnam. Pada saat istirahat makan siang, kita akan disuguhi makanan khas untuk gerilyawan seperti jagung dan ketela. Setelah istirahat makan siang, kita akan diajak untuk menyaksikan film yang menjelaskan sturktur dan kehidupan gerilyawan di bawah terowongan. Tour berakhir sekitar jam 14-15.00. Selepas tour ini saya istirahat sebentar, menyusuri Pam Ngu Lao dan Bui Vien sebelum ke airport.
Info: jangan menukar uang terlalu banyak di bandara karena rate-nya rendah. Penukaran uang banyak terdapat di area wisatawan di Jalan Pam Ngu Lao dan Bui Vien, kita bisa mencari bandingan. Jalan di Ho Chi Minh menggunakan lajur kanan dan kendaraan lumayan serabutan jadi hati-hati dan beranilah ketika menyeberang jalan. Gunakan taksi yang memiliki reputasi baik yaitu Vinasun atau Mailinh. Jangan lupa makan Pho dan Bahn Mi.
Tips: carilah hotel di sekitar Pam Ngu Lao atau Bui Vien, karena banyak pilhan dan murah. Untuk wisatawan muslim bisa tinggal di daerah belakang pasar Ben Tanh, jalan Le Thanh Ton. Banyak agen tour di Pam Ngu Lao, namun memesan telebih dahulu melalui website juga lebih baik. Jika belanja jangan lupa menawar dan kita harus bisa menolak secara halus karena penjual di pasar agak agresif dalam menawarkan dagangannya. Kalau tidak terlalu risau soal harga bisa mencari souvenir di toko-toko sekitar Bui Vien. Jika pergi ke Cu Chi jangan lupa bawa air minum. Terakhir, jangan malu bertanya kepada staf hotel/penginapan atau di agen tour ketika anda memesan tour yang ditawarkan.
No comments:
Post a Comment