29.12.23

Tegal, Semarang, Solo, dan Tahun Baru

 

Liburan akhir tahun 2023, kami lalui dengan melakukan perjalanan kereta api dari Jogja menuju Tegal lanjut Semarang terus ke Solo dan kembali ke Jogja lagi. Perjalanan kami mulai dari tanggal 29 Desember sampai dengan 1 Januari 2024. Dari Jogja, saya, istri, dan dua keponakan naik kereta Joglosemarkerto menuju Tegal. Kereta berangkat pukul 07.10 pagi. Perjalanan lancar dan penumpang kereta tidak cukup berjubel. Tidak lama kereta berjalan kami mulai pesan sarapan. Kurang lebih, lamanya perjalanan adalah 5 jam dan tidak banyak yang kami lakukan di kereta selain ngobrol, main game, dan tidur. Sesampai di Stasiun Tegal, kami langsung memesan taksi online menuju Hotel Khas tempat kami menginap. Sesampai di hotel, kami hanya bisa registrasi karena waktu check in masih 2 jam. Selama waktu tunggu itu, kami memutuskan pergi ke Pacific Mall, selain ngadem juga mencari makan siang.

Setelah waktu cukup kami kembali ke hotel, mendapatkan kamar, istirahat sebentar, dan lanjut untuk renang. Kolam tidak begitu luas, tetapi sore itu hanya kami berempat yang berenang sehingga serasa seperti kolam renang keluarga. Tak begitu lama, kami kembali rehat. Pada jam 6 petang kami menuju warung Kepala Kambing Bakar Bu Darti yang legend itu.  Sayang keponakan saya tidak begitu suka, namun mereka mencoba mencicipinya juga. Kepala kambing bakar yang disajikan di hot plate memang rasanya khas, ditambah sambal kecap yang dibuat dadakan menjadi klop. Dari warung ini kemudian kami jalan kaki di sekitaran Alun-alun Kota Tegal yang malam itu menggelar pasar malam. Riuh suasana, banyak pedagang, pengunjung, pengamen, dan orang-orang yang mungkin sekedar mencari hiburan. Di sini kita bisa sewa sepeda listrik, otoped, dan juga berkeliling naik kendaraan berlampu hias dengan harga antara 40-50 ribu Rupiah. Kami malam itu mencoba berkeliling dengan kendaraan hias tersebut dan bernyanyi-nyanyi lagu anak-anak sesuai karaoke yang diatur oleh pengemudi. Setelah merasa cukup, kami kembali ke hotel untuk rehat.

26.11.23

Singapura: Workshop

Singapura senantiasa membangun. Banyak gedung beralih peruntukan atau gedung lama diruntuhkan diganti gedung baru. Ketika 8-12 November 2023 ada undangan workshop dan pentas di seputaran Joo Chiat dan Tampines, saya merasakan hal ini. Di daerah Geylang, area Kampung Melayu diubah menjadi Wisma Geylang Serai. Di Tampines terdapat Our Tampines Hub (OTH), yang dididirkan sekitaran 5 tahun lalu. Bahkan ketika ke Terminal 2 Changi giant screen yang menggambarkan air terjun menjadi hiburan tersendiri bagi penumpang atau pengantar. Sebagai negara kota yang tidak luas, Singapura selalu berbenah diri. 

Hari pertama kedatangan, saya bersama rombongan diantar tim dari Sri Warisan menuju ke Wisma Geylang Serai. Sebuah gedung dan sekaligus kawasan untuk aktivitas masyarakat. Terdapat beberapa kantor seni, ruang pertunjukan umum, dan cafe serta resto di lokasi ini. Saya pernah mengobservasi daerah ini beberapa tahun sebelumnya tetapi kondisi kini sudah jauh berbeda. Stasiun MRT Paya Lebar sudah dikembangkan menjadi kompleks mall, dan banyak bangunan beralih fungsi di Joo Chiat serta hotel berganti nama. Meskipun tetap ada yang masih bertahan, namun area di seputaran telah berubah. 

Berikutnya, ketika workshop di Tampines, seputaran stasiun MRT juga sudah banyak berubah. Tempat workshop yang di OTH, merupakan sebuah bangunan besar kompleks olah raga, perbelanjaan, dan studio seni. Di lokasi inilah kegiatan workshop dan pentas dilaksanakan mulai tanggal 10 sampai 11 November. Praktis, waktu observasi hanya tersedia sehari di tanggal 9. Tidak banyak lokasi yang kami kunjungi, seperti: Little India, China Town, Bugis Street, Jewel, dan Marina Bay. Selepas pandemi covid, lokasi-lokasi turis sudah mulai berangsur normal. Gerai-gerai jualan juga sudah mulai menggeliat meskipun banyak gerai baru juga. Namun sayang waktu kami berkunjung, patung Merlion sedang dalam pemeliharaan sehingga ditutupi kain hitam. Singapura sepertinya akan selalu berubah, tidak hanya untuk mempercantik diri tetapi juga untuk kepentingan bisnis, wisata, dan keberlanjutan hidupnya (**).

28.6.23

Vietnam: Hanoi - Ninhbinh


Vietnam merupakan salah satu negara wisata yang banyak dikunjungi. Selain karena kondisi harga barang dan jasa yang sangat murah, Vietnam juga memiliki variasi destinasi yang menyenangkan. Para pelancong bisa memilih perkotaan, pegunungan, pantai, sungai, dan bangunan khas serta aneka kuliner yang melimpah. Kali ini saya dan istri backpackeran menuju ke Hanoi dan Ninhbinh. Perjalanan kami mulai dari Yogyakarta International Airport menuju KLIA2 pada tanggal 28 Juni 2023. Pesawat delay 2 jam sehingga sampai di Kuala Lumpur cukup malam, jam 23.00 waktu setempat. Setelah mengurus imigrasi, mencari makan dan minum, sekira jam 1 malam kami mencoba tidur di lantai 3A bandara KLIA2 tempat yang biasa digunakan para backpacker istirahat. Kami tidak bisa tidur sepenuhnya karena waktu tunggu tidak terlalu lama, namun cukup bisa melepas lelah dengan berbaring di lantai berkarpet. Paginya, sekira jam 3.30 kami menuju gate penerbangan dengan kembali melewati imgrasi. Jadwal pesawat kami jam 06.10 pagi dan sampai di Hanoi pukul 08.30. 

Kami lebih banyak tidur di pesawat, dan sesampai di Noi Bai Airport, selepas mengurus imigrasi, kami tukar uang dan memesan taksi. Tujuan kami adalah kantor The Sinh Tourist di Old Quarter (kota lama) untuk melunasi paket ke Ninhbinh yang uang mukanya sudah kami bayar secara online sebelumnya. Tidak lama kemudian kami kulineran, berjalan kaki, sebelum ke Golden Time Hostel 3 tempat kami menginap. Pertama yang kami coba adalah makanan kaki lima Banh Cuon, makanan yang terbuat dari tepung beras yang dimakan dengan kuah dan sayuran. Setelah itu kembali berjalan kaki, mampir di warung Banh Mi (roti isi) di Bami Bread Hoi An, lalu lanjut menjajal Springrolls (lumpia goreng) di Mau Restaurant. Semua makanan enak dan memiliki rasa unik. Sekira jam 12 siang kami melangkah ke hostel yang tak terlalu jauh, check in dan langsung tidur karena kurang tidur dan lelah apalagi kamar kami ada di lantai 3 dan harus naik tangga. Setelah istirahat cukup kami rencana jalan-jalan di sekitaran Old Quarter.

26.5.23

Labuan Bajo, Ende, dan Kupang

Pada tanggal 21 Mei 2023 saya berangkat ke Ende, NTT untuk sebuah workshop kesenian. Dari Jogja saya berangkat tgl 20 Mei menggunakan kereta api Ranggajati jam 11.15 pagi dan sampai Surabaya jam 15.57. Begitu sampai saya langsung kulineran menuju ke Spesial Belut Surabaya yang ada di Kedungdoro dan lanjut ke warung bakso yang cukup viral di Patemon Kali. Sejenak melepas penat setelah perut full saya menuju ke My Studio Hotel di dekat bandara Juanda. Segera saja saya tidur karena pesawat menuju Ende take off keesokan hari pada pukul 07.00 melalui Labuan Bajo. Pesawat Lion Air mendarat di Labuan Bajo pukul 09.30 sementara penerbangan ke Ende pada pukul 13.20, jadi ada spare waktu 4 jam kurang 10 menit. Kesempatan ini saya gunakan untuk sekilas melihat keindahan Labuan Bajo bersama  3 orang teman yang berangkat bersama dari Juanda.

Dari bandara kami sewa taksi menuju Kampung Ujung, sesuai arahan dari seorang teman. Hanya sekitar 5 menit perjalanan sudah sampai dan langsung dihadapkan pada pemandangan laut nan elok. Di sini kita makan siang di gerai yang berjajar di sekitar pelabuhan Marina, lalu lanjut observasi area sekitar. Pemandangan laut biru, pulau-pulau di kejauhan serta kapal-kapal yang bersandar maupun boat yang lalu-lalang benar-benar mengasyikkan. Tidak banyak yang kami lakukan selain duduk-duduk menikmati suasana dan pemandangan serta mengambil beberapa gambar. Setelah cukup puas kami kembali menghubungi sopir taksi untuk mengantar ke spot menarik lain sembari menuju bandara.

8.5.23

Singapura: Jalan dan Kulineran

Saya dan istri mengantarkan keponakan ke Singapura pada 8 Mei 2023. Tujuan kami sederhana yaitu jalan-jalan dan kulineran, sekedar memberi pengalaman pada ponakan. Kami mendarat di Terminal 4 Changi Airport dengan penerbangan Airasia Indonesia. Setelah selesai urusan imigrasi kami langsung membeli kartu Singapore Tourist Pass dengan durasi 3 hari. Kartu ini akan memberikan kenyamanan menggunakan transportasi publik tanpa batas selama durasi masih berlaku. Berikutnya, sebelum ke kota kami menumpang free shuttle bus ke Terminal 1 dengan tujuan melihat Jewel, atraksi air terjun buatan. Lokasinya berada di seberang terminal keberangkatan. Untuk mendukung pemandangan, taman dengan beragam jenis pepohonan dibangun mengitari area turunnya air. Sementara itu, di salah satu sisi, melintang rel kereta komuter penghubung antarterminal. Dari lantai 1, pengunjung dapat menyaksikan kereta melewati sisi luar air terjun dengan sangat jelas. Kombinasi antara air terjun, taman melingkar dan kereta api memberi pengalaman visual yang cukup menakjubkan selayaknya menyaksikan film futuristik. Jewel sendiri menyajikan beberapa atraksi tambahan berbayar seperti walking net, bouncing net, mirror maze dan lain sebagainya. Selain itu, di sekitar air terjun juga banyak toko, cafe, dan food bazaar yang terbagi dalam beberapa lantai. Di sini kami memilih food republic dan makan hotpot dengan sayur dan daging yang dapat dipilih sendiri serta roti isi di gerai Subway.

Setelah cukup puas, kami melanjutkan perjalanan menuju ke kota dengan menggunakan MRT dari Terminal 3 yang dapat dijangkau dengan jalan kaki saja dari Jewel. Tujuan kami di kota adalah ikon Singapura yaitu patung Merlion serta jajan es krim roti yang khas di sekitar jembatan dekat Hotel Fullerton. Tidak terlalu lama kami menuju Spacepod@lavender tempat kami menginap. Setelah check in kami semua langsung istirahat, tiduran sebentar. Sore hari kami lanjut menuju Bugis Street, membeli gantungan kunci, anggur, blueberry, dan makan sop iga. Tak lama kemudian menuju Chinatown  mengunakan MRT line DT dan mencicipi durian musang king lalu lanjut ke Little India membeli nasi ayam biryani dan prata di rumah makan Al-Abu (Jamal). Selepas itu menuju Mustafa Center untuk belanja beberapa coklat dan makanan kecil sebelum kembali pulang menuju hotel pada pukul 11 malam.

17.3.23

Naik Motor Keliling Nusa Penida

Jumat 17 Maret 2023 saya dan istri pergi ke Nusa Penida untuk sehari semalam. Kami berangkat pada pukul 08.00 menggunakan kapal boat Idola Ekspress dari pelabuhan Sanur. Pagi itu kapal agak terlambat berangkat tetapi begitu lepas dari pelabuhan langsung ngebut dan kami tiba di pelabuhan Banjar Nyuh pada pukul 09.30. Rencana semula mau mencari makan, karena makanan yang ada di pelabuhan kurang menarik, maka langsung saja sewa motor seharga Rp. 100.000,- untuk 24 jam. Rencananya memang kami mau bermotor keililing Nusa Penida. Begitu dapat sewaan motror matic, kami langsung menuju homestay Road Beach untuk sekedar menitipkan tas punggung karena kami tahu bahwa pada jam itu belum bisa check in. Ternyata kami hanya diminta menunggu sekitar 15 menit karena kamar sedang disiapkan. Setelah itu diperbolehkan masuk dan diberi kunci. Wah, homestay ini asyik karena berbentuk cottage dan pintu langsung berhadapan dengan pantai. Kami menikmati suasana homestay sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

Tujuan pertama kami adalah Diamond Beach yang terletak di sebelah timur. Namun sebelum itu kami perlu mengisi bensin dan perut. Perjalanan memerlukan waktu kurang lebih 1 jam dengan kecepatan sedang. Jalan menuju Diamond Beach menyusuri pinggir pantai dengan pemandangan yang luar biasa. Meskipun udara panas namun semilir angin terus berhembus. Selepas itu jalan berbelok melewati perbukitan yang juga tidak kalah indahnya. Kanan-kiri pepohonan sehingga panas matahari tidak langsung menyengat kulit. Jalan naik-turun, berkelok tajam dan terkadang berlubang. Ukuran jalan tidak terlalu lebar sehingga ketika berpapasan dengan mobil harus benar-benar minggir. Dengan bantuan GPS kami akhirnya sampai dan untuk masuk mesti membayar parkir Rp. 5000,- dan tiket masuk Rp. 25.000,- per orang. Rupanya pantai ini bersebelahan dengan Pantai Atuh. Kedua pantai ini sangat menarik dan kita mesti menuruni tangga alami untuk sampai ke bibir pantai.

23.1.23

Gunung Andong

Gunung Andong yang terletak di Kabupaten Magelang memiliki ketinggian 1726 MDPL. Gunung ini tidak terlalu tinggi didaki dari basecamp sehingga diminati oleh para pendaki pemula. Umumnya mereka mendaki naik-turun (tektok) atau camping di puncak untuk menyaksikan sunrise. Ada tiga basecamp resmi, yaitu Sawit, Pendem, dan Gogik. Hari Sabtu, 21 Januari 2023 saya bersama istri naik ke Gunung Andong melalui Sawit. Kami berangkat dari kota Magelang pada pukul 7 pagi mengendarai sepeda motor matic dengan waktu tempuh sekira 1 jam. Jalanan berkelok, seringkali menanjak dan menurun, namun lalu lintas saat itu cukup lancar. Sesampai Pasar Ngablak, belok kiri menuju basecamp mengikuti papan penunjuk arah. Sesampai di camp, kita mesti membayar registrasi dahulu berupa tiket tanda masuk dan parkir kendaraan. Tidak lama kemudian setelah mengecek barang dan membeli persediaan air minum kami naik.

Hari itu diperkirakan mendung dan bakal turun hujan pada jam 11 pagi, tetapi ternyata cuaca sangat cerah. Jalanan menuju gapura masuk ke gunung sudah tertata rapi dan baik, bahkan dari gapura menuju ke warung atau tempat peristirahatan pertama juga sudah disemen. Barulah selepas warung jalan sedikit natural meskipun sebagian track memang sudah tertata dengan baik. Jalur Sawit merupakan jalur terpendek dan cukup memudahkan. Namun menjelang pos 1 jalur terpisah menjadi 2; jalur lama dan baru. Jalur lama lebih pendek tapi cukup menanjak sedangkan jalur baru cukup landai, agak panjang, track sempit dan kadang terdapat tanjakan terjal. Kami memilih naik dari jalur lama. Untuk mengetahui jalur pendakian di Gunung Andong dapat diklik pada tautan berikut "3 Jalur Pendakian Gunung Andong".

Tegal, Semarang, Solo, dan Tahun Baru

  Liburan akhir tahun 2023, kami lalui dengan melakukan perjalanan kereta api dari Jogja menuju Tegal lanjut Semarang terus ke Solo dan kemb...